Oleh: Nando Ferdiansyah dan Dian Mardhiyyah*
Cuaca panas merupakan salah satu faktor yang paling memengaruhi jumlah cairan dalam tubuh. Cuaca panas, apalagi yang mencapai level ekstrem tentu bisa menyebabkan dehidrasi parah yang jika terus dibiarkan akan memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Semakin menipis ion yang ada pada tubuh akan menyebabkan badan cepat lelah, susah bernafas, dan parahnya lagi menyebabkan rangsangan tubuh semakin melambat.
Daya tahan tubuh setiap orang pasti berbeda, ada yang bisa bertahan lama dari cuaca panas; ada juga yang anti dengan cuaca panas. Bagi yang memiliki daya tahan tubuh lemah akan panas tentu hal itu sangat berisiko. Maka dari itu cairan ialah kuncinya.
Karena cairan merupakan hal yang penting, artinya kadar air dalam tubuh harus tercukupi. Anda bisa memenuhi kebutuhan cairan dari minuman dan juga makanan basah seperti semangka dan sup. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana cara tepat menjaga stabilitas cairan dalam tubuh kala cuaca panas, mari kita simak penjelasan dari Guru Besar Fakultas Kedokteran, Dokter Spesialis Gizi Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto, M.Sc. Ph.D,Sp.GK.
Mengapa cuaca ekstrem dapat memengaruhi ketahanan tubuh?
Ketika cuaca sangat panas, maka cairanlah yang paling dibutuhkan. Cairan dalam tubuh akan banyak terkuras karena keringat atau aktivitas yang lain. Jika tubuh mengalami kurang cairan, inilah yang memengaruhi sistem imunitas kita. Ketahanan tubuh bisa berkurang apabila kekurangan cairan. Maka sangat penting sekali ketika suhu tinggi untuk menjaga tubuh agar tidak kekurangan air.
Apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga cairan tubuh kala cuaca panas?
Asupan yang baik dikonsumsi selama cuaca panas ekstrem yang paling utama ialah cairan. Kebutuhan tubuh kita akan cairan sekitar 2-3 liter perhari. Cairan bisa berasal dari mana saja seperti buah-buahan (pepaya, rambutan, langsat, buah naga, semangka, dan sejenisnya). Di samping kandungan cairan, kita juga memperoleh vitamin dan antioksidan.
Kemudian sinar matahari dapat membantu tubuh memperoleh Vitamin D. Sinar matahari bekerja dengan mengaktifkan pro Vitamin D menjadi Vitamin D dalam tubuh. Berbeda halnya jika tubuh terlalu lama terpapar oleh cahaya matahari dan suhunya yang terlalu panas. Maka itu akan menyebabkan terjadinya kanker, seperti kanker kulit. Sehingga aktivitas diusahakan jangan terlalu lama berada di bawah sinar matahari secara langsung.
Kita membutuhkan cahaya matahari sekitar 30 menit dalam sehari. Namun apabila dalam kondisi cuaca ekstrem maka 10 menit saja sebelum jam 12 itu sudah cukup. Ketika bepergian sebaiknya menggunakan sunscreen.
Adakah hal-hal yang sering terlupakan namun sangat penting untuk ketahanan tubuh saat cuaca panas?
Yang paling sering terlupakan itu makan buah-buahan. Ketika merasa panas hanya meminum air, padahal buah-buahan tidak kalah pentingnya.
Terkait air, saat ini yang paling penting ialah air putih. Namun seumpamanya mengonsumsi minuman bersoda, ataupun kemasan seperti jus atau semacamnya memiliki kadar gula yang sangat tinggi. Apabila terlalu banyak mengonsumsi gula, maka dapat menyebabkan kegemukan. Minum minuman bersoda sebanyak 300cc saja itu kandungan gula nya banyak sekali.
Di samping itu, saat ini sudah banyak minuman yang mengandung mineral, di dalamnya ada oksigen. Minuman seperti itu boleh dikonsumsi, namun memang lebih baik air putih biasa karena di dalamnya juga terkandung mineral. Jadi, yang perlu dihindari ialah minum minuman bersoda dan jus yang terlalu manis.
Selain memenuhi kebutuhan cairan, aktivitas seperti apa yang dibutuhkan tubuh saat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah?
Saat ini masalahnya rata-rata orang Indonesia banyak yang kekurangan vitamin D, walaupun cahaya matahari banyak, tapi banyak orang yang malas keluar rumah. Kekurangan vitamin D menyebabkan ketahanan tubuh terganggu. Padahal setiap hari kita harus mendapatkannya, terlebih saat pandemi, maka tubuh kita sangat butuh vitamin D untuk ketahanan tubuh, lalu vitamin A, vitamin C, dan antioksidan yang mana semua ini bisa didapatkan dengan makan banyak buah dan sayur.
Di sisi lain pada saat pandemi ini diperkirakan meningkatnya jumlah obesitas dikarenakan sedikitnya aktivitas di luar rumah. Akhirnya badan tidak banyak bergerak, lalu menyebabkan kegemukan. Inilah yang harus dihindari. Harus banyak olahraga di pagi atau sore hari ketika matahari tidak terlalu menyengat. Disarankan berolahraga setiap hari, minimal 30 menit.