• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Kamis, 16 Oktober 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas
Home Gentainment Karya Calon Anggota

Tradisi Marosok, Ketika Menawar Dijaga Kerahasiaannya

oleh Redaksi
Kamis, 28 April 2022 | 21:44 WIB
di Karya Calon Anggota, Khasanah Budaya, Sastra dan Budaya
0
ShareShareShareShare
(Foto: ilustrasi Genta Andalas)

Oleh: M. Naufal Al Farisi*

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang beragam. Sumatra Barat menjadi salah satu diantara banyaknya daerah di Indonesia yang masih memiliki budaya yang kental. Salah satu warisan budaya tak benda yang dimiliki Sumatra Barat adalah tradisi Marosok. Tradisi Marosok merupakan tradisi unik yang bisa ditemukan di Kabupaten Tanah Datar, Kota Payakumbuh, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Tradisi Marosok kerap dilakukan masyarakat ketika membeli hewan ternak, dan biasanya ramai dilakukan menjelang perayaan Idul Adha. Adapun kata “Marosok” sendiri jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah meraba, menyentuh, memegang tanpa memberikan sepatah kata, hanya berbalas dengan otak dan perasaan. Sesuai dengan namanya, tradisi ini dilakukan jika si pembeli keberatan dengan jumlah harga yang dipatok si penjual.

Transaksi tersebut dijaga kerahasiaannya karena pembeli dan penjual menggunakan bahasa isyarat di tangan mereka yang ditutup oleh kain sembari bersalaman. Pembeli hanya memberikan kode di tangannya dan penjual akan menggeleng dan mengangguk sebagai kode bahwa ia setuju atau tidak.

Salah satu penjaga peternakan sapi, Edo, mengatakan tradisi Marosok merupakan saat dimana harga ternak menjadi seimbang. “Marosok ini menentukan harga sapi. Jadi berapa anggarannya disitulah akan dijawab dalam tradisi Marosok,” jelas Edo saat diwawancarai Genta Andalas.

Edo juga menjelaskan alasan mengapa tradisi Marosok harus dilakukan. Menurutnya harga hewan ternak tidaklah sama. Agar bisa dijaga kerahasiaan penetapan harga antara penjual dan pembeli, maka tradisi Marosok bisa menjadi solusi. “Marosok ini dilakukan agar kawan sebelah kita tidak mengetahui harga ternak. Jadi tangan yang ada di dalam sarung akan mengode harga dan tangan yang satu lagi akan membalas harga tersebut,” jelas Edo.

Sampai saat ini tradisi Marosok masih dapat dijumpai. Selain dapat merahasiakan proses tawar menawar, tradisi ini juga dapat mengurangi persaingan pasar dan menciptakan perdagangan yang sehat.

*Penulis merupakan Mahasiswa
Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Andalas

BagikanTweetBagikanKirim

Baca Juga

Solidaritas Perempuan, Jangan Hanya di Media Sosial

Solidaritas Perempuan, Jangan Hanya di Media Sosial

Jumat, 5 September 2025 | 22:58 WIB
Kompleks Makam Kuno Malalo: Bukti Tradisi Berkelanjutan dari Megalitik hingga Islam

Kompleks Makam Kuno Malalo: Bukti Tradisi Berkelanjutan dari Megalitik hingga Islam

Jumat, 5 September 2025 | 22:33 WIB
Sejarah Publik:  Alternatif Karier Non Akademis

Sejarah Publik: Alternatif Karier Non Akademis

Kamis, 4 September 2025 | 08:44 WIB
Aksi 1 September ditunggangi, BEM UNAND Nyatakan Sikap

Aksi 1 September ditunggangi, BEM UNAND Nyatakan Sikap

Rabu, 3 September 2025 | 18:55 WIB
Empat Tahun PTN-BH, UNAND Dinilai Gagal Berbenah

Empat Tahun PTN-BH, UNAND Dinilai Gagal Berbenah

Rabu, 3 September 2025 | 11:34 WIB
MWA-UM: Dari Wadah Representasi Menjadi Portofolio Jabatan

MWA-UM: Dari Wadah Representasi Menjadi Portofolio Jabatan

Rabu, 3 September 2025 | 08:50 WIB

TERPOPULER

  • Inovasi Teknologi: Solusi Modern untuk Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Globalisasi

    Inovasi Teknologi: Solusi Modern untuk Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Globalisasi

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Korupsi di UNAND 3,57 Miliar, 12 Orang Tersangka Termasuk Mantan Wakil Rektor l

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Mengenal Uang Japuik, Adat Pariaman yang Masih Sering Disalahartikan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Kronologi Korupsi Alat Laboratorium yang Jerat Petinggi UNAND

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Atap Bagonjong pada Rumah Gadang sebagai Identitas Sosial Masyarakat Minangkabau

    1 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak