Padang, gentaandalas.com – Pemilihan Umum Raya (Pemira) Universitas Andalas (UNAND) pada Jumat (7/11/2025), menonjolkan prinsip transparansi dan netralitas sebagai bentuk komitmen panitia dalam menjaga keadilan dan keterbukaan proses demokrasi mahasiswa di lingkungan kampus. Kegiatan pencabutan nomor urut calon presiden dan wakil presiden mahasiswa serta calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) berlangsung di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UNAND. Proses ini disiarkan langsung melalui akun Instagram resmi Pemira Keluarga Mahasiswa (KM) UNAND agar seluruh mahasiswa dapat menyaksikan jalannya kegiatan secara terbuka.
Ketua Panitia Penyelenggara Pemilu (PPU), Harits Daffa Athallah, menjelaskan bahwa pengacakan nomor dilakukan berulang kali untuk memastikan tidak ada pihak yang diuntungkan. “Nomor urut diacak berkali-kali, bahkan panitia pun tidak tahu hasil akhirnya sampai dibuka di depan semua orang. Semua proses kami lakukan terbuka agar tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak mana pun,” ujar Harits saat diwawancarai Genta Andalas pada Jumat (7/112025).
Ia menambahkan bahwa pembatasan jumlah peserta di dalam ruangan dilakukan demi kelancaran acara dan alasan teknis. Namun, panitia tetap menjaga keterbukaan dengan menyiarkan jalannya kegiatan secara daring.
“Selain disiarkan secara langsung di Instagram, kami juga melibatkan berbagai unsur kampus, mulai dari lembaga mahasiswa, media kampus, hingga pihak pengawas internal, agar prosesnya bisa dipantau semua pihak,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana Umum (BPU) Pemira, Emir Fadillah Farzie Analim, mengungkapkan bahwa pencabutan nomor urut ini bertujuan memperkenalkan identitas masing-masing pasangan calon kepada mahasiswa. “Pencabutan lot ini menjadi simbol bagi tiap paslon agar masyarakat kampus lebih mudah mengenali mereka nantinya di TPS. Ini bagian penting dari mekanisme Pemira yang jujur dan transparan,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir Randy selaku Komisaris KPU, Budi dari pihak Kemahasiswaan UNAND, Ketua MPM, perwakilan BEM Kampus, serta seluruh calon presiden dan wakil presiden mahasiswa yang akan berkompetisi dalam Pemira 2025. Selain itu, pihak panitia memastikan pengawasan dilakukan ketat oleh tim Bawaslu dan Panitia Pengawas Internal, guna menjamin proses berlangsung adil dan sesuai prosedur.
Harits juga menambahkan bahwa tahun ini antusiasme mahasiswa meningkat cukup signifikan. “Tahun lalu hanya ada satu pasangan calon, sedangkan tahun ini ada tiga pasang capres dan cawapres serta empat calon DPM. Ini bukti meningkatnya partisipasi dan kesadaran politik mahasiswa UNAND,” katanya.
Ia berharap Pemira UNAND 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi politik kampus, tetapi juga wadah pembelajaran demokrasi bagi seluruh mahasiswa. “Kita ini agent of change, dan Pemira menjadi sarana belajar berdemokrasi sebelum terjun langsung ke masyarakat. Semoga seluruh KM UNAND ikut berpartisipasi dan menjaga jalannya Pemira tetap damai, jujur, dan adil,” tutupnya.
Reporter: Oktavia Ramadhani dan Ulya Nur Fadillah
Editor: Auryn Dzakirah







