Padang, gentaandalas.com- Mahasiswa Universitas Andalas (UNAND) mengeluhkan kondisi Laboratorium Sentral yang dianggap tidak layak, mulai dari plafon bocor, sanitasi buruk, hingga peralatan praktikum rusak, yang disebut berdampak langsung pada kualitas pembelajaran.
Fasilitas laboratorium yang rusak dan pengadaan alat praktikum yang tertunda memicu keresahan mahasiswa. Mereka menilai kondisi tersebut tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga merugikan jalannya praktikum.
Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian dan Biosistem, M. Algidianda, menuturkan bahwa fasilitas di laboratorium biologi sangat memprihatinkan. “Langit-langit di ruang praktikum banyak bolong dan kalau hujan deras air merembes keluar. Pernah hampir menimpa praktikan. WC juga tidak terawat, flush rusak, air kecil sekali, bahkan kadang mati. Kondisi ini sudah berlangsung sejak tahun lalu, tapi sampai sekarang belum juga tuntas diperbaiki,” katanya, Sabtu (20/9/2025).
Ia juga menyoroti masalah keterlambatan dalam pengadaan alat. “Beberapa alat bedah sudah tidak layak digunakan. Bahkan, pada beberapa semester terakhir, larutan dan pewarna untuk praktik pun tidak tersedia. Padahal, alat bedah seharusnya tidak boleh berkarat, tetapi kondisi yang ada sekarang justru sangat buruk,” ungkapnya Rabu (24/9/2025).
Mahasiswa laboratorium fisika, Dea, menjelaskan bahwa alat yang rusak memiliki mekanisme penanganan tersendiri. “Kalau ada alat yang rusak, prosedurnya pertama diperbaiki oleh asisten dari divisi maintenance. Jika tidak bisa, baru dilanjutkan ke teknisi laboratorium. Kalau tetap tidak bisa, barulah diserahkan ke rekanan untuk perbaikan,” ungkap Dea Rabu (24/9/2025).
Kepala Laboratorium Sentral, Yulia Eka Putri, menyatakan setiap keluhan mahasiswa harus disampaikan melalui formulir resmi. “Kalau tidak mengisi form keluhan, kami tidak bisa tindak lanjuti. Selama ini keluhan yang masuk lebih banyak soal lamanya uji, bukan kekurangan fasilitas,” ujarnya, Senin (22/9/2025). Ia menambahkan bahwa pengadaan alat disesuaikan dengan kebutuhan dan diusulkan ulang untuk tahun berikutnya bila benar-benar mendesak.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Praktikum Biologi, Feskaharny Alamsjah, menilai fasilitas utama untuk praktikum biologi masih cukup memadai. “Untuk praktikum biologi, alat yang paling dibutuhkan adalah mikroskop dan alat gelas. Sampai saat ini mikroskop cukup, bahkan satu mahasiswa bisa menggunakan satu mikroskop,” jelasnya, Jumat (19/9/2025).
Namun, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya sejalan dengan pengalaman mahasiswa. Mereka menegaskan meski alat tersedia, sebagian kondisinya tidak layak pakai, dan keterlambatan pengadaan membuat praktikum tidak berjalan sesuai rencana.
Algidianda menilai lambatnya perbaikan fasilitas dan pengadaan alat tidak lepas dari persoalan tata kelola dana yang tidak transparan. “Harapan saya, terutama untuk labor biologi, kami lebih diperhatikan. Dana harus transparan, jangan sampai kasus lama terulang. Fasilitas dasar seperti plafon, air, dan alat praktikum itu prioritas, bukan pelengkap,” tegas Algidianda pada Sabtu (20/8/2025).
Catatan Redaksi:
Berita ini sebelumnya mengutip “Ada alat bedah yang dua tahun lalu diajukan, tapi sampai sekarang belum ada. Akibatnya praktikum bedah sempat tertunda beberapa semester. Padahal alat bedah tidak boleh berkarat, tapi yang ada sekarang kondisinya sangat buruk,” (Algidianda) dan “Kalau alat rusak, kami terpaksa memperbaiki sendiri supaya praktikum bisa berjalan. Padahal hasilnya tidak presisi, data jauh dari teori. Akhirnya praktikan tidak bisa membuktikan teori dengan benar,” (Dea)
Kutipan itu kami koreksi atas permintaan narasumber dikarenakan ada kekeliruan dalam penyampaian informasi oleh narasumber.
Dengan demikian kesalahan ini telah kami perbaiki, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Terima Kasih.
Reporter: Sabilla Hayatul Dhi’fa dan Ulya Nur Fadillah
Editor: Fadhilatul Husni







