Padang, gentaandalas.com – Universitas Andalas (UNAND) resmi meluncurkan aplikasi MyUNAND bertepatan dengan Sidang Terbuka dan Orasi Ilmiah di Convention Hall, Sabtu (13/9/2025). Namun, di balik semangat digitalisasi, aplikasi ini justru dibayang-bayangi persoalan serius, potensi server down, biaya pemeliharaan miliaran rupiah, hingga keterbatasan akses bagi mahasiswa dengan gawai seadanya.
Rektor UNAND, Efa Yonnedi, menyebut aplikasi ini menjadi platform terpadu untuk mahasiswa, dosen, alumni, hingga orang tua. “Orang tua bisa pantau, anaknya benar kuliah atau tidak. Dosen PA juga bisa tahu apakah mahasiswanya terancam DO,” ujarnya Sabtu (13/9/2025). Aplikasi tersebut memuat jadwal kuliah, hasil studi, riwayat pembayaran, kalender akademik, hingga layanan pengurusan ijazah.
Meski demikian, Wakil Rektor II, Hefrizal Handra, mengakui potensi kendala teknis sulit dihindari. “Bayangkan 10 ribu orang mengakses bersamaan, itu tetap saja (down). Pemeliharaan dan database canggih saja biayanya Rp3 miliar per tahun,” ungkap Hefrizal Jumat (12/9/2025). Hal ini menegaskan tantangan besar dalam keberlanjutan layanan digital kampus.
Kritik juga datang dari kalangan mahasiswa, Nadya Anatasya, menilai aplikasi ini memang mempermudah, tetapi belum menjawab persoalan akses. “Bagus karena semua layanan ada di satu tempat. Tapi ada yang terkendala memori HP atau perangkat sering lag,” kata Nadya Sabtu (13/9/2025).
Kini aplikasi MyUNAND sudah tersedia di Play Store dan segera dirilis di App Store.
Reporter: Aprila Aurahmi dan Zahra Nurul Aulia
Editor: Fadhilatul Husni