Padang, gentaandalas.com – Universitas Andalas (UNAND) genap empat tahun berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), namun mahasiswa menilai perjalanan tersebut masih menyisakan persoalan, terutama dalam manajemen dana, kebijakan UKT, serta penyediaan sarana prasarana.
Isu pengelolaan dana menjadi sorotan utama dalam diskusi publik bertajuk “Bincang Kampus: UNAND 4 Tahun PTN-BH, Refleksi, Kritik, dan Harapan Mahasiswa” yang digelar BEM KM UNAND pada Selasa (2/9/2025) di Kolam PKM UNAND. Wakil Presiden Mahasiswa BEM KM UNAND, Muhammad Yusuf, menegaskan bahwa manajemen keuangan universitas perlu lebih matang dalam menentukan prioritas. “Mana yang penting, mana yang tidak, itu harus jelas. Karena setiap program pasti butuh dana, sementara kadang dana melimpah, kadang menipis,” ujarnya Selasa (2/9/2025).
Selain dana, mahasiswa juga menyoroti kebijakan lain yang dinilai belum sepenuhnya sejalan dengan visi-misi PTN-BH. Menurut Yusuf, ada plus minus dalam perjalanan empat tahun terakhir. Beberapa kebijakan kampus, seperti soal UKT dan sarana prasarana, kerap menimbulkan perdebatan di kalangan mahasiswa.
Sejumlah peserta diskusi juga menyoroti ambisi UNAND menuju world class university. Anggota BEM FISIP UNAND, Fikri, mengaku hadir untuk mendengar langsung kritik dari berbagai fakultas dan mencari titik temu agar perjuangan mahasiswa lebih solid. “Masalahnya sama, seputar infrastruktur, transparansi, dan akuntabilitas. Itu yang banyak dikeluhkan,” katanya Selasa (2/9/2025).
Menurut Fikri, target UNAND masuk peringkat 400 dunia dan lima besar nasional terlalu ambisius jika tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur. “Ambisi itu bagus, tapi faktanya perpustakaan, ruang belajar, dan fasilitas penelitian masih tertinggal dibanding kampus lain. Kalau FK saja infrastrukturnya belum memadai, apalagi fakultas lain. Jadi memang UNAND perlu berbenah serius,” tegasnya.
Meski demikian, Yusuf mengapresiasi keterbukaan kampus terhadap kritik. “Alhamdulillah kebijakan-kebijakan UNAND tidak sepenuhnya memberatkan mahasiswa. Ketika disampaikan, pihak kampus mau menerima kritik. Itu yang patut dipertahankan,” jelasnya.
Diskusi ini juga dihadiri pimpinan BEM fakultas untuk menyampaikan pandangan masing-masing. Yusuf berharap forum perdana ini menjadi awal solidaritas antar fakultas. “Banyak masalah berbeda di setiap fakultas, tapi justru itu bisa menyatukan mahasiswa untuk saling mendukung. Harapannya silaturahmi ini terjaga dan UNAND berbenah dalam kebijakan, agar mahasiswa tetap mendapatkan haknya,” tutupnya.
Reporter: Dila Febrianti dan Tantri Pramudita
Editor: Fadhilatul Husni