• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Minggu, 7 Desember 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas
Home Aspirasi

Dilema Naturalisasi: Antara Penguatan Timnas dan Regenerasi Lokal

oleh Redaksi
Rabu, 3 September 2025 | 08:31 WIB
di Aspirasi, Karya Calon Anggota
0
(Ilustrasi/Ulya Nur Fadilah)

(Ilustrasi/Ulya Nur Fadilah)

ShareShareShareShare

Oleh: Zaki Latif Bagia Rahman*

Naturalisasi pemain diaspora untuk memperkuat Timnas Indonesia kembali menuai perdebatan. Kebijakan yang awalnya dianggap sebagai jalan pintas untuk meningkatkan performa tim nasional kini menghadirkan dilema, terutama setelah sejumlah pemain memilih berkarier di Liga 1 Indonesia alih-alih bertahan di kompetisi Eropa.

Di sisi pro, kehadiran pemain diaspora dipandang bisa mendongkrak kualitas Timnas dan sekaligus menaikkan pamor Liga 1. Nama-nama seperti Rafael Struick di Dewa United, Jens Raven di Bali United, Jordi Amat di Persija Jakarta, hingga Tom Haye yang baru saja bergabung dengan Persib Bandung, dinilai membawa warna baru. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bahkan menyebut langkah ini dapat meningkatkan daya saing liga nasional sekaligus menghadirkan atmosfer kompetisi yang lebih profesional.

Namun, di sisi kontra, publik merasa kecewa. Tujuan utama naturalisasi adalah agar pemain diaspora tetap berkarier di klub-klub Eropa atau Amerika, sehingga kualitas dan mentalitas internasional mereka bisa menjadi aset penting bagi Timnas. Ketika para pemain ini justru pulang dan bermain di liga domestik pada usia muda, kekhawatiran muncul, regenerasi talenta lokal bisa terhambat, sementara keuntungan jangka panjang bagi Timnas justru berkurang.

Perdebatan semakin tajam karena proses naturalisasi tidaklah mudah. Banyak rangkaian administrasi hingga cibiran publik yang harus dilalui. Ketika pemain hanya sebentar membela Merah Putih lalu memilih pulang ke Liga 1, publik mempertanyakan kesungguhan mereka. Apakah naturalisasi benar-benar untuk Timnas, atau sekadar batu loncatan untuk karier pribadi?

Pada akhirnya, persoalan naturalisasi tidak bisa dipandang hitam putih. Indonesia memang membutuhkan pemain berkualitas untuk bersaing di level internasional, tetapi naturalisasi tidak boleh menjadi penghalang bagi perkembangan pemain lokal. Kuncinya ada pada seleksi yang ketat: hanya pemain yang memiliki komitmen jangka panjang dan kualitas nyata bagi Timnas yang layak dinaturalisasi. Harapannya, mereka yang sudah ada di Liga 1 bisa tetap menjaga performa, sementara pemain lain tetap berkarier di luar negeri demi membawa pulang pengalaman berharga untuk sepak bola Indonesia.

*Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Tag: bolanaturalisasipssiTimnas

Baca Juga

Warga Aceh Tamiang Terpuruk : Krisis Pangan dan Air di Tengah Isolasi

Warga Aceh Tamiang Terpuruk : Krisis Pangan dan Air di Tengah Isolasi

Jumat, 5 Desember 2025 | 21:39 WIB
Kedaulatan Digital dan Ancaman Pemblokiran ChatGPT

Kedaulatan Digital dan Ancaman Pemblokiran ChatGPT

Rabu, 3 Desember 2025 | 17:34 WIB
Penolakan Status Bencana Nasional yang Mengorbankan Rakyat Sumatera

Penolakan Status Bencana Nasional yang Mengorbankan Rakyat Sumatera

Selasa, 2 Desember 2025 | 13:48 WIB
Ketika Kebijakan Menyebabkan Bencana

Ketika Kebijakan Menyebabkan Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 19:06 WIB
Pengangkatan Marsinah Menjadi Pahlawan Nasional simbol pengakuan negara terhadap suara buruh

Pengangkatan Marsinah Menjadi Pahlawan Nasional: Simbol Pengakuan Negara terhadap Suara Buruh

Sabtu, 15 November 2025 | 07:12 WIB
Hilang Tiga Nol : Redenominasi atau Kebingungan Publik

Hilang Tiga Nol : Redenominasi atau Kebingungan Publik

Rabu, 12 November 2025 | 13:05 WIB

TERPOPULER

  • Penolakan Status Bencana Nasional yang Mengorbankan Rakyat Sumatera

    Penolakan Status Bencana Nasional yang Mengorbankan Rakyat Sumatera

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Aksi Telepon Gelap Intimidasi Mahasiswa UNAND

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Raden Hamzah Sang Panglima Perang Kesultanan Jambi

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Korupsi di UNAND 3,57 Miliar, 12 Orang Tersangka Termasuk Mantan Wakil Rektor l

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Kedaulatan Digital dan Ancaman Pemblokiran ChatGPT

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak