• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Minggu, 19 Oktober 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas
Home Aspirasi

Dilema Naturalisasi: Antara Penguatan Timnas dan Regenerasi Lokal

oleh Redaksi
Rabu, 3 September 2025 | 08:31 WIB
di Aspirasi, Karya Calon Anggota
0
(Ilustrasi/Ulya Nur Fadilah)

(Ilustrasi/Ulya Nur Fadilah)

ShareShareShareShare

Oleh: Zaki Latif Bagia Rahman*

Naturalisasi pemain diaspora untuk memperkuat Timnas Indonesia kembali menuai perdebatan. Kebijakan yang awalnya dianggap sebagai jalan pintas untuk meningkatkan performa tim nasional kini menghadirkan dilema, terutama setelah sejumlah pemain memilih berkarier di Liga 1 Indonesia alih-alih bertahan di kompetisi Eropa.

Di sisi pro, kehadiran pemain diaspora dipandang bisa mendongkrak kualitas Timnas dan sekaligus menaikkan pamor Liga 1. Nama-nama seperti Rafael Struick di Dewa United, Jens Raven di Bali United, Jordi Amat di Persija Jakarta, hingga Tom Haye yang baru saja bergabung dengan Persib Bandung, dinilai membawa warna baru. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bahkan menyebut langkah ini dapat meningkatkan daya saing liga nasional sekaligus menghadirkan atmosfer kompetisi yang lebih profesional.

Namun, di sisi kontra, publik merasa kecewa. Tujuan utama naturalisasi adalah agar pemain diaspora tetap berkarier di klub-klub Eropa atau Amerika, sehingga kualitas dan mentalitas internasional mereka bisa menjadi aset penting bagi Timnas. Ketika para pemain ini justru pulang dan bermain di liga domestik pada usia muda, kekhawatiran muncul, regenerasi talenta lokal bisa terhambat, sementara keuntungan jangka panjang bagi Timnas justru berkurang.

Perdebatan semakin tajam karena proses naturalisasi tidaklah mudah. Banyak rangkaian administrasi hingga cibiran publik yang harus dilalui. Ketika pemain hanya sebentar membela Merah Putih lalu memilih pulang ke Liga 1, publik mempertanyakan kesungguhan mereka. Apakah naturalisasi benar-benar untuk Timnas, atau sekadar batu loncatan untuk karier pribadi?

Pada akhirnya, persoalan naturalisasi tidak bisa dipandang hitam putih. Indonesia memang membutuhkan pemain berkualitas untuk bersaing di level internasional, tetapi naturalisasi tidak boleh menjadi penghalang bagi perkembangan pemain lokal. Kuncinya ada pada seleksi yang ketat: hanya pemain yang memiliki komitmen jangka panjang dan kualitas nyata bagi Timnas yang layak dinaturalisasi. Harapannya, mereka yang sudah ada di Liga 1 bisa tetap menjaga performa, sementara pemain lain tetap berkarier di luar negeri demi membawa pulang pengalaman berharga untuk sepak bola Indonesia.

*Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Label: bolanaturalisasipssiTimnas
BagikanTweetBagikanKirim

Baca Juga

Solidaritas Perempuan, Jangan Hanya di Media Sosial

Solidaritas Perempuan, Jangan Hanya di Media Sosial

Jumat, 5 September 2025 | 22:58 WIB
Kompleks Makam Kuno Malalo: Bukti Tradisi Berkelanjutan dari Megalitik hingga Islam

Kompleks Makam Kuno Malalo: Bukti Tradisi Berkelanjutan dari Megalitik hingga Islam

Jumat, 5 September 2025 | 22:33 WIB
Sejarah Publik:  Alternatif Karier Non Akademis

Sejarah Publik: Alternatif Karier Non Akademis

Kamis, 4 September 2025 | 08:44 WIB
Aksi 1 September ditunggangi, BEM UNAND Nyatakan Sikap

Aksi 1 September ditunggangi, BEM UNAND Nyatakan Sikap

Rabu, 3 September 2025 | 18:55 WIB
Empat Tahun PTN-BH, UNAND Dinilai Gagal Berbenah

Empat Tahun PTN-BH, UNAND Dinilai Gagal Berbenah

Rabu, 3 September 2025 | 11:34 WIB
MWA-UM: Dari Wadah Representasi Menjadi Portofolio Jabatan

MWA-UM: Dari Wadah Representasi Menjadi Portofolio Jabatan

Rabu, 3 September 2025 | 08:50 WIB

TERPOPULER

  • Kronologi Korupsi Alat Laboratorium yang Jerat Petinggi UNAND

    Kronologi Korupsi Alat Laboratorium yang Jerat Petinggi UNAND

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Mengenal Uang Japuik, Adat Pariaman yang Masih Sering Disalahartikan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Inovasi Teknologi: Solusi Modern untuk Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Globalisasi

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Korupsi di UNAND 3,57 Miliar, 12 Orang Tersangka Termasuk Mantan Wakil Rektor l

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Atap Bagonjong pada Rumah Gadang sebagai Identitas Sosial Masyarakat Minangkabau

    1 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak