• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Rabu, 3 September 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas
Home Aspirasi

Dilema Naturalisasi: Antara Penguatan Timnas dan Regenerasi Lokal

oleh Redaksi
Rabu, 3 September 2025 | 08:31 WIB
di Aspirasi, Karya Calon Anggota
0
(Ilustrasi/Ulya Nur Fadilah)

(Ilustrasi/Ulya Nur Fadilah)

ShareShareShareShare

Oleh: Zaki Latif Bagia Rahman*

Naturalisasi pemain diaspora untuk memperkuat Timnas Indonesia kembali menuai perdebatan. Kebijakan yang awalnya dianggap sebagai jalan pintas untuk meningkatkan performa tim nasional kini menghadirkan dilema, terutama setelah sejumlah pemain memilih berkarier di Liga 1 Indonesia alih-alih bertahan di kompetisi Eropa.

Di sisi pro, kehadiran pemain diaspora dipandang bisa mendongkrak kualitas Timnas dan sekaligus menaikkan pamor Liga 1. Nama-nama seperti Rafael Struick di Dewa United, Jens Raven di Bali United, Jordi Amat di Persija Jakarta, hingga Tom Haye yang baru saja bergabung dengan Persib Bandung, dinilai membawa warna baru. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bahkan menyebut langkah ini dapat meningkatkan daya saing liga nasional sekaligus menghadirkan atmosfer kompetisi yang lebih profesional.

Namun, di sisi kontra, publik merasa kecewa. Tujuan utama naturalisasi adalah agar pemain diaspora tetap berkarier di klub-klub Eropa atau Amerika, sehingga kualitas dan mentalitas internasional mereka bisa menjadi aset penting bagi Timnas. Ketika para pemain ini justru pulang dan bermain di liga domestik pada usia muda, kekhawatiran muncul, regenerasi talenta lokal bisa terhambat, sementara keuntungan jangka panjang bagi Timnas justru berkurang.

Perdebatan semakin tajam karena proses naturalisasi tidaklah mudah. Banyak rangkaian administrasi hingga cibiran publik yang harus dilalui. Ketika pemain hanya sebentar membela Merah Putih lalu memilih pulang ke Liga 1, publik mempertanyakan kesungguhan mereka. Apakah naturalisasi benar-benar untuk Timnas, atau sekadar batu loncatan untuk karier pribadi?

Pada akhirnya, persoalan naturalisasi tidak bisa dipandang hitam putih. Indonesia memang membutuhkan pemain berkualitas untuk bersaing di level internasional, tetapi naturalisasi tidak boleh menjadi penghalang bagi perkembangan pemain lokal. Kuncinya ada pada seleksi yang ketat: hanya pemain yang memiliki komitmen jangka panjang dan kualitas nyata bagi Timnas yang layak dinaturalisasi. Harapannya, mereka yang sudah ada di Liga 1 bisa tetap menjaga performa, sementara pemain lain tetap berkarier di luar negeri demi membawa pulang pengalaman berharga untuk sepak bola Indonesia.

*Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Label: bolanaturalisasipssiTimnas
BagikanTweetBagikanKirim

Baca Juga

Turun di Atas Kertas, Kemiskinan Nyata Masih Menghantui

Turun di Atas Kertas, Kemiskinan Nyata Masih Menghantui

Selasa, 2 September 2025 | 09:31 WIB
Massa Demo DPRD Sumbar, Tuntut Maaf, Reformasi Polri, dan RUU Perampasan Aset

Massa Demo DPRD Sumbar, Tuntut Maaf, Reformasi Polri, dan RUU Perampasan Aset

Selasa, 2 September 2025 | 09:12 WIB
Bahaya Cacingan Menjadi Alarm Gizi dan Lingkungan

Bahaya Cacingan Menjadi Alarm Gizi dan Lingkungan

Minggu, 31 Agustus 2025 | 09:49 WIB
Mahasiswa UNAND Siap Turun ke Jalan Tolak Kenaikan Tunjangan DPR

Mahasiswa UNAND Siap Turun ke Jalan Tolak Kenaikan Tunjangan DPR

Minggu, 31 Agustus 2025 | 09:35 WIB
Kuliah, Kerja, dan Harapan: Kisah Mahasiswa UNAND Bertahan untuk Mandiri

Kuliah, Kerja, dan Harapan: Kisah Mahasiswa UNAND Bertahan untuk Mandiri

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:16 WIB
Kebebasan Akademik Terancam di Kampus

Kebebasan Akademik Terancam di Kampus

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:10 WIB

TERPOPULER

  • Komah Hadir di Kampus, Customer Meningkat Pesat

    Komah Hadir di Kampus, Customer Meningkat Pesat

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • UNAND Resmi Buka Prodi Arkeologi, Satu-satunya di Sumbar

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Kebebasan Akademik Terancam di Kampus

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Turun di Atas Kertas, Kemiskinan Nyata Masih Menghantui

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Potret Aksi Ribuan Massa Tuntut Reformasi Polisi

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak