Padang, gentaandalas.com- Menyusul aksi unjuk rasa yang digelar pada 1 September lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas (BEM KM UNAND) bersama BEM dari berbagai fakultas di UNAND melakukan pernyataan sikap dan penandatanganan Pakta Integritas bantah isu keterlibatan kepentingan politik yang tunggangi gerakan aksi sebelumnya. Tak hanya itu, pernyataan sikap ini digelar sebagai bentuk komitmen mahasiswa UNAND menjaga kemurnian gerakan dan menolak segala bentuk intervensi politik yang berpotensi menunggangi aspirasi mahasiswa.
Dalam pernyataan sikap yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Pergerakan BEM KM UNAND, Wildan Kurniawan Harahap, menyatakan bahwa mereka bergerak murni demi kepentingan rakyat, bukan demi kepentingan segelintir elit. Gerakan yang dilakukan lahir dari keresahan nyata, dari nurani mahasiswa akan kondisi bangsa.
Di dalam pernyataan sikap tersebut terdapat lima poin utama yang menjadi dasar komitmen bersama untuk mengawal gerakan tetap berada di jalur yang benar.
1. Menolak segala bentuk demonstrasi yang dilakukan oleh kepentingan politik praktis dan elite tertentu
2. Menegaskan bahwa aksi kami adalah respon murni atas kekacauan yang terjadi belakangan ini, bukan produk rekayasa atau pesanan
3. Mengecam keras segala upaya menjadikan gerakan mahasiswa sebagai panggung pencitraan demi ambisi kekuasaan
4. Menyatakan bahwa pengorbanan mahasiswa tidak boleh diperdagangkan dengan panggung eksistensi elit, karena perjuangan ini milik rakyat
5. Menegaskan komitmen kami untuk berdiri bersama rakyat dalam memperjuangkan keadilan, demokrasi yang sehat, dan masa depan bangsa yang lebih bermartabat
Wildan menjelaskan bahwa aksi yang berlangsung pada awal September tersebut berjalan dengan damai, terstruktur, dan terpolarisasi secara baik. Namun, hal ini justru menimbulkan berbagai informasi simpang siur yang berkembang di masyarakat dan kalangan mahasiswa sendiri. “Informasi yang simpang siur terjadi karena aksi yang dilakukan terkesan terlalu damai, terpolarisasi, dan terstruktur secara baik sehingga muncul stigma yang liar dari kalangan masyarakat juga mahasiswa UNAND itu sendiri,” ungkap Wildan saat diwawancarai Genta Andalas, Rabu (3/9/2025).
Menurut Wildan, penandatanganan Pakta Integritas ini merupakan langkah strategis untuk menegaskan bahwa gerakan mahasiswa Universitas Andalas adalah murni atas nama rakyat dan tidak dimanfaatkan oleh kepentingan politik tertentu. “Pakta ini menjadi catatan integritas yang kami buat agar jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang mencoba mencederai gerakan mahasiswa UNAND, maka kami sudah memiliki bukti komitmen kami untuk menolak hal tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut, Wildan menegaskan sikap tegas BEM KM UNAND dalam menolak segala bentuk kepentingan politik yang berusaha menunggangi gerakan mahasiswa. “BEM KM UNAND menolak segala bentuk kepentingan-kepentingan politik yang bertujuan untuk menunggangi gerakan mahasiswa,” tegasnya.
Selain Wildan, sejumlah Gubernur dan Ketua BEM Fakultas juga hadir dalam acara pernyataan sikap dan penandatanganan Pakta Integritas tersebut. Salah satunya adalah Gubernur BEM KM Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Muhammad Fajri. Ia menyampaikan rasa kecewa yang mendalam atas adanya indikasi penunggangan politik dalam gerakan mahasiswa yang seharusnya murni menyuarakan aspirasi rakyat. “Sangat disayangkan dan saya sangat kecewa. Ketika kita mewakili suara rakyat, tetapi ditunggangi, itu bisa dikatakan munafik,” ujar Fajri pada Genta Andala, Rabu (3/9/2025).
Fajri menambahkan bahwa penandatanganan Pakta Integritas dilakukan secara sadar dan penuh kesungguhan, berdasarkan hasil diskusi intensif yang dilakukan pada malam sebelumnya. “Kami murni melakukan penandatanganan Pakta Integritas dari hati dan dari hasil diskusi tadi malam. Kami murni mengatasnamakan rakyat dan tidak ada kepentingan-kepentingan politik praktis,” jelasnya.
Ia juga berharap, dengan adanya Pakta Integritas ini, seluruh gerakan dan aksi mahasiswa di UNAND dapat kembali ke jalur yang benar, yakni sesuai dengan tujuan awal yang mengedepankan kepentingan rakyat dan keadilan sosial. “Kami berharap melalui penandatanganan Pakta Integritas ini semua gerakan dan aksi yang dilakukan kembali dan sesuai dengan kepentingan tujuan awal,” pungkas Fajri.
Kegiatan penandatanganan Pakta Integritas ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa UNAND untuk memperkuat solidaritas dan menjaga independensi gerakan mereka. Dengan demikian, mereka berharap dapat terus menjadi suara kritis yang konstruktif bagi perubahan sosial dan politik di Indonesia, tanpa terjebak dalam kepentingan politik praktis yang dapat merusak kredibilitas dan tujuan perjuangan mereka.
Reporter: Nabiela Ramadhani dan Sabila Hayatul Dhi’fa
Editor: Fadhilatul Husni