
Padang, gentaandalas– Universitas Andalas (UNAND) resmi membuka Program Studi (Prodi) Arkeologi pada 20 Februari 2025 berdasarkan Surat Keputusan Rektor. Prodi ini menjadi yang ketujuh di Indonesia dan satu-satunya di Sumatera Barat. Kehadirannya diharapkan menjawab keterbatasan sumber daya manusia (SDM) arkeologi, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Sekretaris Prodi Arkeologi UNAND, Alfa Noranda, menyebutkan minimnya tenaga ahli menjadi alasan utama pendirian prodi. “Hingga 2024, jumlah arkeolog di Sumatera Barat hanya lima orang dan tersebar di berbagai instansi. Satu di antaranya meninggal dunia pada tahun yang sama,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Sumatera Barat sendiri memiliki potensi besar di bidang pelestarian budaya. Provinsi ini menempati urutan ketiga di Indonesia dalam jumlah cagar budaya. Namun, banyak di antaranya yang belum diteliti ataupun dimanfaatkan secara maksimal.
Meski izin operasional keluar setelah penutupan pendaftaran jalur nasional, minat calon mahasiswa tetap tinggi. Dari target 30 mahasiswa, jalur Seleksi Mandiri (SIMA) menerima tujuh orang, dua kali lipat dari kuota awal jalur tersebut.
Salah satu mahasiswa angkatan pertama, Natashya Herman, mengungkapkan alasannya memilih Arkeologi karena ketertarikannya pada peninggalan sejarah Minangkabau. “Aku penasaran bagaimana orang bisa menemukan peninggalan sejarah, tahu itu dari zaman apa, dan tahun berapa. Dari situ aku ingin belajar lebih dalam lewat jurusan Arkeologi,” tuturnya, Selasa (26/8/2025).
Mahasiswa Arkeologi akan mempelajari berbagai aspek hasil budaya masa lalu, mulai dari artefak, ekofak, fitur, konteks, hingga sebaran. Pengetahuan tersebut digunakan untuk merekonstruksi sejarah sekaligus mendukung pembangunan masa depan.
Alfa menjelaskan, lulusan Arkeologi berpeluang berkarier di pemerintahan maupun swasta. “Di instansi pemerintah, arkeolog dibutuhkan di bidang kebudayaan, pariwisata, kearsipan, hingga perencanaan pembangunan. Sementara di sektor swasta, lulusan dapat bekerja di bidang pelestarian, kemaritiman, hingga konsultasi,” jelasnya. Ia menambahkan, setiap daerah diwajibkan memiliki ahli cagar budaya minimal berpendidikan sarjana arkeologi.
Untuk fasilitas, Prodi Arkeologi saat ini memiliki ruang sekretariat, ruang baca, laboratorium umum, dan fasilitas pendukung universitas. Laboratorium khusus direncanakan akan dibangun ke depan. Tantangan terbesar, kata Alfa, adalah membangun prodi dari nol, baik dari sisi SDM, jaringan, maupun kualitas akademik. Dengan hadirnya Prodi Arkeologi, UNAND optimis dapat mencetak arkeolog yang berkontribusi bagi Sumatera Barat dan Indonesia.
Reporter: Nasywa Luthfiyyah Edfa dan Nia Rahmayuni
Editor: Fadhilatul Husni