• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Jumat, 3 Oktober 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas
Home Aspirasi

Mendaki Gunung: Antara Eksistensi dan Keselamatan

oleh Redaksi
Senin, 18 Agustus 2025 | 11:56 WIB
di Aspirasi, Karya Calon Anggota
0
(Ilustrasi/Nabiela Ramadhani)

(Ilustrasi/Nabiela Ramadhani)

ShareShareShareShare
(Ilustrasi/Nabiela Ramadhani)

Oleh: Nabiela Ramadhani*

Bermain di alam merupakan salah satu aktivitas yang sedang digemari oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Banyak orang yang menikmati waktu dengan menjelajah alam atau sekadar berhenti sebentar di tepi jalanan yang menawarkan pemandangan indah dan menyejukkan mata. Aktivitas ini diminati oleh berbagai lapisan masyarakat. Namun, bagi sebagian orang, pengalaman tersebut dirasa belum cukup menantang, sehingga mereka memilih cara yang lebih intens untuk mendekatkan diri dengan alam, salah satunya dengan mendaki gunung.

Dikutip dari Wikipedia, mendaki gunung atau yang dikenal sebagai alpinisme adalah bentuk aktivitas luar ruangan yang mencakup pendakian gunung, serta aktivitas terkait seperti mendaki tebing, ski, dan lintas via ferrata, yang kini telah berkembang menjadi olahraga tersendiri. Secara umum, istilah ini merujuk pada serangkaian kegiatan pendakian yang dilakukan oleh individu atau kelompok, biasanya dengan tujuan mencapai titik tertentu sambil melewati berbagai tantangan kondisi alam di sepanjang jalur pendakian.

Kini mendaki gunung telah direduksi menjadi sekadar pencarian konten, bukan lagi sebuah petualangan yang menghargai alam, tubuh, dan nyawa. Apresiasi harus tetap diberikan kepada orang-orang orang yang mulai peduli pada alam terbuka. Akan tetapi, apa yang terjadi sekarang justru mengkhawatirkan, banyak pendaki yang datang tanpa bekal pengetahuan, tanpa persiapan fisik, bahkan tanpa niat untuk belajar. Mereka datang hanya untuk berfoto, untuk mengunggah cerita di media sosial, dan untuk bisa berkata, “Saya sudah ke sana”. Padahal, gunung bukanlah destinasi wisata yang bisa ditaklukkan dengan niat main-main.

Berdasarkan data dari situs Jelajah Lagi, sejak 1 Januari 2013 hingga Mei 2024, tercatat 155 pendaki meninggal dunia saat melakukan pendakian di berbagai gunung di Indonesia, dengan berbagai faktor penyebab. Indonesia memang dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa. Dengan 127 gunung berapi aktif, 13% dari total gunung berapi aktif dunia, kita punya begitu banyak jalur pendakian yang menantang dan indah. Tapi keindahan itu bukan undangan untuk arogansi. Gunung adalah entitas yang hidup, ganas, dan tidak bisa dikendalikan. Ia tidak akan mengampuni kesombongan.

Tidak adanya medan bersalju yang ekstrem, kecuali Puncak Jaya Wijaya, seperti di negara empat musim membuat banyak orang menganggap bahwa pendakian di Indonesia lebih mudah dan cenderung aman. Padahal, anggapan seperti ini justru merupakan jebakan yang berbahaya. Faktanya, meskipun tanpa salju, medan di banyak gunung di Indonesia tetap menantang, jalur yang licin akibat hujan, vegetasi hutan yang lebat, suhu yang dapat turun drastis di malam hari, serta cuaca yang berubah-ubah secara tiba-tiba. Kondisi ini seharusnya menjadi peringatan, bukan alasan untuk lengah.

Dulu gunung hanya didaki oleh segelintir orang yang memiliki bekal kuat dalam menaklukan alam terbuka. Di ketinggian, akses terhadap air dan makanan terbatas, cuaca bisa berubah cepat, dan medan yang terjal dapat menguras tenaga serta mengancam jiwa. Bencana alam seperti longsor atau hujan deras juga dapat terjadi, yang memerlukan kesiapan fisik, mental, dan perlengkapan yang memadai. Tanpa persiapan yang baik, risiko seperti hipotermia, terpeleset, atau jatuh bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan persiapan dan pemahaman tentang alam demi keselamatan bersama.

Pemerintah berupaya meminimalkan kecelakaan pendakian melalui berbagai cara, termasuk penetapan SNI 8748:2019 oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang bertujuan menciptakan sistem pendakian yang aman, bertanggung jawab, dan ramah lingkungan, serta mendukung pencapaian zero accident dan zero waste. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan kesadaran keselamatan melalui pendekatan edukatif dan medis, seperti yang dilakukan oleh Kemenparekraf dengan menghadirkan Indonesia Wilderness Medicine Society dalam acara Indonesia Mountain Medicine Summit (IMMS) 2024, untuk memperkuat pemahaman pendaki tentang penanganan medis di alam liar dan pentingnya persiapan fisik serta mental sebelum mendaki.

Namun, upaya pemerintah saja tidak cukup untuk mengurangi kecelakaan. Kesadaran individu dan kelompok juga sangat penting. Individu yang memiliki pengetahuan dasar, kesiapan mental, fisik, dan logistik, serta tim pendakian yang kompak dan tidak egois, merupakan kombinasi ideal untuk melakukan pendakian yang aman dan menyenangkan. Jangan hanya mengejar foto bagus dengan outfit kece dan plakat, tetapi yang lebih utama adalah bagaimana selama perjalanan Anda bisa aman dan ciptakan banyak kenangan indah yang takkan bisa dilupakan. Puncak itu bonus, pulang selamat itu harus!

*Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas

Label: alamGununghobikeselamatanpendaki
BagikanTweetBagikanKirim

Baca Juga

Solidaritas Perempuan, Jangan Hanya di Media Sosial

Solidaritas Perempuan, Jangan Hanya di Media Sosial

Jumat, 5 September 2025 | 22:58 WIB
Kompleks Makam Kuno Malalo: Bukti Tradisi Berkelanjutan dari Megalitik hingga Islam

Kompleks Makam Kuno Malalo: Bukti Tradisi Berkelanjutan dari Megalitik hingga Islam

Jumat, 5 September 2025 | 22:33 WIB
Sejarah Publik:  Alternatif Karier Non Akademis

Sejarah Publik: Alternatif Karier Non Akademis

Kamis, 4 September 2025 | 08:44 WIB
Aksi 1 September ditunggangi, BEM UNAND Nyatakan Sikap

Aksi 1 September ditunggangi, BEM UNAND Nyatakan Sikap

Rabu, 3 September 2025 | 18:55 WIB
Empat Tahun PTN-BH, UNAND Dinilai Gagal Berbenah

Empat Tahun PTN-BH, UNAND Dinilai Gagal Berbenah

Rabu, 3 September 2025 | 11:34 WIB
MWA-UM: Dari Wadah Representasi Menjadi Portofolio Jabatan

MWA-UM: Dari Wadah Representasi Menjadi Portofolio Jabatan

Rabu, 3 September 2025 | 08:50 WIB

TERPOPULER

  • Korupsi di UNAND 3,57 Miliar, 12 Orang Tersangka Termasuk Mantan Wakil Rektor l

    Korupsi di UNAND 3,57 Miliar, 12 Orang Tersangka Termasuk Mantan Wakil Rektor l

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Kronologi Korupsi Alat Laboratorium yang Jerat Petinggi UNAND

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • UNAND Angkat Bicara Kasus Korupsi Rp3,57 Miliar

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Inovasi Teknologi: Solusi Modern untuk Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Globalisasi

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Atap Bagonjong pada Rumah Gadang sebagai Identitas Sosial Masyarakat Minangkabau

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak