Pelaksanaan Munas BEM SI ke-XIV diwarnai perdebatan panitia-anggota di Auditorium Unand, Selasa (30/3/2021). (Genta Andalas/Geliz Luh Titisari)

Pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ke-XIV yang dihelat di Universitas Andalas (Unand) menjadi sorotan, terutama bagi mahasiswa Unand dan kampus yang tergabung dalam aliansi BEM SI. Pasalnya, pada pelaksanaan Munas di hari kedua, Selasa (30/3/2021) lalu diwarnai perdebatan antara panitia dan peserta Munas akibat larangan panitia terhadap delegasi kampus yang tidak terdaftar sebagai peserta untuk memasuki ruang sidang. Forum meminta delegasi tersebut agar diizinkan saja untuk masuk dan bergabung di dalam gedung, namun panitia kukuh mempertahankan regulasi yang ada. Akibatnya pelaksanaan sidang tertunda.

Sehari setelahnya, perselisihan antara panitia-peserta belum menemukan titik temu. Hingga akhirnya sebanyak 132 kampus memutuskan untuk Walk Out (WO) dari ruang sidang. Aliansi terbagi menjadi dua kubu, peserta sidang yang bertahan di dalam ruangan menghargai keputusan panitia yang dianggap tegas terhadap regulasi yang ada, sementara ratusan kampus lainnya yang berada di luar gedung terus mendesak agar sidang dilanjutkan dengan catatan mengikutsertakan 18 kampus yang bermasalah tersebut.

Delegasi Tersendat Administrasi

Presiden Mahasiswa (Presma) Institut Stiami Naufal Abdillah mengatakan telah melakukan pembayaran terlebih dahulu, namun terkendala di pengisian data pada google form. “Saya telah melakukan pembayaran di tanggal 19 Maret dan sudah konfirmasi pembayaran kepada Liaison Officer (LO)-nya. Cuma terlambat dalam melengkapi berkas terkait penandatangan delegasi kampus di google form,” jelas Naufal di depan Auditorium Unand, Rabu (31/3/2021).

Naufal melanjutkan, pada tanggal 20 Maret LO memberitahukan bahwa dirinya tidak bisa mengikuti Munas offline karena kuotanya sudah penuh. Naufal kemudian berkoordinasi dengan Koordinator Wilayah (Korwil) BEM se-Jabodetabek dan Banten. Karena belum mendapat kepastian terkait refund jelang hari H pelaksanaan Munas, Naufal mengira bahwa dirinya tetap terdaftar sebagai peserta offline sehingga memutuskan tetap pergi ke Padang. Setelah tiga hari berada di Padang, ia baru menerima uang refund.

Lain halnya dengan Presma Universitas Sumatra Utara (USU) Muhammad Rizki Fadillah mengaku mendapati dirinya tidak tercatat sebagai perwakilan USU, karena telah ada perwakilan lain yang mengatasnamakan dirinya sebagai mahasiswa USU. Rizki sudah meminta klarifikasi kepada Presma Unand dan mendapatkan jawaban bahwa crosscheck terkait hal tersebut sudah dilakukan kepada Presma USU sebelumnya.

“Untuk mengecek Presma terpilih itu berdasarkan legalitas, yaitu yang diakui oleh pihak rektorat. Kita tidak bisa mengonfirmasi dari Presma sebelumnya.  Itu cara yang tidak objektif,” ujar Rizki di depan Auditorium Unand, Rabu (31/3/2021).

Rizki mengaku baru dilantik sehingga perlu persiapan untuk kelengkapan administrasi. Ia Bahkan sudah mendaftar registrasi sesuai jadwal sebelum tanggal 19 Maret, namun dari panitia tetap mengatakan bahwa sudah ada nama lain yang terdaftar sebagai delegasi USU. Selain itu ini, ia juga tidak dihubungi oleh LO, namun LO malah menghubungi Presma USU sebelumnya.

Sementara delegasi BEM Universitas Malikussaleh mengatakan tidak diberikan proposal atau pemberitahuan bahwa Munas BEM SI akan diadakan di Padang.  Sedangkan univeristasnya sudah disahkan menjadi peserta tetap BEM SI.

“Sebenarnya sangat mengganjal sih, kenapa tidak ada kemerataan untuk seluruh teman-teman BEM SI. Seharusnya musyawarah ini untuk menyatukan pergerakan namun yang terjadi saat ini justru memisahkan,” kata Rizky.

Presma Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Ibnu Masud menuturkan baru mengetahui jika dia tidak terdaftar ketika sudah sampai di Bandara Internasional Minangkabau. Ibnu juga menyayangkan sikap panitia Munas yang menolak arahan dari Pengurus Inti (PI) BEM SI untuk menerima 18 delegasi yang sebelumnya dilarang agar bisa masuk ke ruang sidang. Jika bermasalah di administrasi, Ibnu menyanggupi apabila melengkapi data kembali.

“Kalau pun misalnya tidak dipersilakan, ya sudah tarik mandat saja dari kepanitiaan,” kata Ibnu.

Ibnu menjelaskan bahwa Unand ditunjuk sebagai panitia atas dasar perintah maupun usulan dari PI. Namun, ketika PI telah mengarahkan seperti yang disebutkan sebelumnya, panitia malah tetap melanjutkan Munas. Ibnu berharap semuanya dapat terbuka dan demokratis.

Ketua Panitia Munas Iqshan Guciano Z memberikan klarifikasi terkait permasalahan delegasi USU. Ia mengaku mendapatkan informasi tentang internal kampus tersebut dan sudah berkomunikasi dengan BEM SI, baik itu PI, Korwil, Koordinator Pusat (Korpus), serta internal terkait lainnya. Iqshan menjelaskan bahwa presma yang baru memang dilantik sesudah pendaftaran.

“Panitia juga telah menghubungi Presma yang bermasalah (presma baru), namun karena tidak kunjung membalas sehingga panitia memutuskan untuk memasukkan Presma yang lama saja karena dia yang membalas,” jelas Iqshan.

Terkait penyebaran undangan, lanjut Iqshan, panitia akan mengantar undangan pada anggota tetap yang datanya diminta kepada Korwil. Panitia hanya bekerja sesuai data yang diberikan Korwil. Sementara untuk permasalahan registrasi, Iqshan mengaku hal itu memang bersifat rebutan karena kondsi pandemi saat ini.

“Tidak mungkin semua yang daftar dimasukkan, siapa yang serius dia yang dapat. Kalau 150 itu sudah penuh panitia juga telah memfasilitasi Munas secara online yang sifatnya tak terbatas. Harusnya delegasi lebih serius dan mendaftar lebih awal jika ingin ikut,” jelas Iqshan.

Mengenai rasisme yang ditudingkan peserta terhadap panitia, Iqhsan membantah hal tersebut sebagai tindakan rasis. Menurutnya itu hanya bentuk ketegasan panitia terhadap delegasi tidak terdaftar yang bersikukuh ingin masuk, sedangkan bagi panitia SOP adalah harga mati.

“Mahasiswa tetap bersikukuh dan membentak panitia khususnya yang perempuan. Tatakrama dan cara bicaranya yang tidak sopan dan tidak sesuai dengan tata bahasa adat Minang kemudian diperingatkan dengan mengatakan ‘ini tanah minang’, dengan maksud harus menjaga adab dan sopan santun di mano bumi dipijak di situ langit dijunjuang,” jelas Iqshan.

Presma Unand Teza Kusuma mengatakan bahwa 11 kampus yang dilarang memasuki ruangan Munas tidak terdaftar secara resmi, sehingga wajar jika panitia menolak mereka di acara Munas.

“11 kampus tersebut juga tidak menunjukkan identitasnya dengan jelas, serta bukan keinginan panitia untuk mengusir orang di dalam,” kata Teza saat ditemui Genta Andalas di Rusunawa Unand, Jumat (2/4/2021).

Lebih lanjut Teza juga menuturkan kekecewaannya kepada pihak yang mengatakan bahwa Panitia Munas tidak siap dalam mengangkatkan acara, menurutnya persiapan yang dilakukan panitia cukup panjang dan matang.

“Melihat adanya kesiapan dari Unand mulai dari telah adanya panitia Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan persiapan lainnya, saat musyawarah dengan PI BEM SI, Unand disarankan menjadi tuan rumah Munas 2021,” jelas Teza.

Unand tak serta merta menyetujui saran musyawarah tersebut, namun memberi peluang kepada kampus yang ingin mengajukan diri menjadi tuan rumah Munas. Namun kampus yang telah mengajukan diri tidak siap menjadi tuan rumah karena terkendala tentang perizinan. Dengan itu, kata Teza, BEM KM Unand membantah adanya kesepihakan dan ketidaksiapan Unand dan panitia dalam pengangkatan Munas XIV.

Sementara itu, Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Unand Dafiq Naskar menuturkan bahwa dari 11 kampus yang telah mendafar namun tidak diizinkan masuk uang pendaftarannya telah dikembalikan. Dari ke-11 mahasiswa yang tidak diizinkan masuk, lima di antaranya enggan menyebutkan asal kampusnya, sehingga tidak diketahui letak kesalahan datanya. Dalam hal ini, pihak BEM KM Unand, Kabag Kemahasiswaan Unand, dan Panitia Munas 2021 menerima aduan dari kampus-kampus tersebut dengan disertai bukti yang jelas antara data mereka dan panitia.

“Namun iktikad tersebut ditolak oleh ke-11 kampus yang bermasalah untuk diverifikasi dan diselesaikan secara baik, sehingga menimbulkan kecurigaan dari panitia penyelenggara bahwa kedatangan mereka diduga disengaja untuk provokasi atas nama solidaritas,” jelas Dafiq.

Dafiq juga menuturkan terdapat kejanggalan pada penambahan jumlah mahasiswa yang tidak diizinkan masuk. Pada saat pembukaan acara 28 Maret 2021, yang tidak terdaftar hanya empat kampus, kemudian menjadi 11 pada hari ke-dua. Pada hari ke-tiga menjadi 13, dan tak lama kemudian menjadi 18 kampus.

Di lain hal, Wakil Rektor III Unand Insannul Kamil mengatakan bahwa kegiatan Munas terlaksana dengan lancar dan tidak terjadi kericuhan.

“Dinamika dari berkumpulnya pemimpin-pemimpin muda masa depan, Presiden BEM seluruh Indonesia tidak bisa dikatakan sebagai kerusuhan,” kata Insannul saat diwawancarai Genta Andalas via telepon, Sabtu (3/4/2021).

Sidang Pleno Hanya Diikuti 36 Delegasi Kampus

Pernyataan sikap aliansi BEM wilayah Jawa Tengah-DIY saat memutuskan Walk Out dari ruang sidang Munas BEM SI di gedung Auditorium Unand, Rabu (31/3/2021). (Genta Andalas/Geliz Luh Titisari)

Puncak ketegangan Munas BEM SI ke-XIV terjadi pada 31 Maret 2021, sebanyak 132 kampus yang memutuskan WO dan menyatakan mosi tidak percaya terhadap Panitia Munas. Ratusan kampus tersebut memilih untuk bersolidaritas bersama 18 kampus yang tidak diakui sebagai peserta Munas yang sah.

Ketua BEM Universitas Lambung Mangkurat Ahmad Renaldi mengatakan gerakan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap delegasi yang tidak diterima sebagai peserta Munas oleh panitia. Keputusan ini juga didasari atas ditolaknya mandat PI BEM SI 2020 yang memerintahkan panitia untuk tetap menerima seluruh peserta yang datang.

“Kami juga sudah mencoba berkomunikasi dengan panitia, namun panitia tetap menolak kawan-kawan kami masuk. Itu yang kami bingungkan, siapa yang lebih tinggi di sini, panitia atau PI?” kata Renaldi saat ditemui Genta Andalas di depan Auditorium Unand, Rabu (31/3/2021).

Aliansi BEM wilayah Jawa Tengah-DIY dan Jawa Barat turut mengeluarkan rilis yang berisi pernyataan sikap untuk mengundurkan diri dari Munas BEM SI. Mereka juga menyatakan untuk menolak hasil dari Munas karena dianggap tidak sah. Pernyataan Mosi tidak percaya pun dilontarkan kepada panitia Munas yang masih tetap melanjutkan persidangan walaupun hanya dihadiri oleh 36 delegasi kampus.

Berlanjutnya sidang setelah ratusan kampus menyatakan WO menjadi pertanyaan tentang kelayakan sidang yang tidak mencukupi quorum. Mengenai hal tersebut, Teza mengatakan bahwa di dalam tata tertib sudah disebutkan, quorum yang telah disepakati adalah 50%+1 dari jumlah seluruh delegasi yang hadir. Ketika persidangan tidak mencukupi quorum atau 50%+1 maka dapat dilakukan pending 2 kali 10 menit.

“Jika seandainya telah pending 2 kali 10 menit dan peserta tidak penuh, maka persidangan sudah boleh dilanjutkan, dan Munas di Auditorium Unand dianggap sudah layak,” papar Teza.

Hasil sidang tersebut menghasilkan keputusan memilih Nofrian Fadil Akbar sebagai Korpus baru yang berasal dari Universitas Riau. Nofrian memilih bertahan di dalam ruangan dan menghormati keputusan yang menurutnya rasional.

“Persiapan panitia cukup matang namun rasionalitas orang berbeda dan tidak dapat dipaksa,” jelas Nofrian di Auditorium Unand, Jumat (2/3/2021).

Lebih lanjut Nofrian menuturkan akan terbuka dengan mahasiswa anggota aliansi BEM SI yang memutuskan WO namun ingin kembali bergerak bersama. Selain itu, dapat dibicarakan dengan PI baru untuk melakukan rekonsolidasi.

Adakan Munas Tandingan

Pelaksanaan Munas BEM SI oleh 132 kampus yang diselenggarakan di Asrama Haji Embarkasi, Padang, Kamis (1/4/2021). (Genta Andalas/Efi Fadhillah)

Kampus yang memutuskan WO secara tegas menolak hasil dari Munas yang dilaksanakan di Unand, karena menurutnya tidak berdasarkan kepada kedaulatan forum, dan ada intervensi dari panitia Sehingga pada tanggal 1 April 2021 sebanyak 132 kampus melaksanakan Munas tandingan di Asrama Haji Embarkasi, Padang. Sidang tersebut menghasilkan penetapan Wahyu Suryono Pratama dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai Korpus terpilih.

“Munas di Asrama Haji dilakukan berdasarkan kedaulatan peserta tanpa intervensi dari panitia. Jumlah quorum sebanyak 132 peserta menjadi keabsahan dalam memutuskan keputusan bersama sehingga secara de facto hasil nilai menjadi hal yang mutlak untuk diterima secara bersama-sama,” jelas Ketua BEM Universitas Indonesia Leon Alvinda Putra, Jumat (2/4/2021).

Lebih lanjut Leon memaparkan dalam mempersiapkan Munas di Asrama Haji, anggota mengalami kendala berupa perpindahan tempat akibat persiapan yang serba mendadak.  Sementara itu untuk perihal pendanaan diperoleh dari hasil kolektif seluruh anggota Munas, serta dari uang refund pendaftaran yang diberikan Panitia Munas di Unand sejumlah Rp150.000 per orang dari pembayaran Rp800.000 pendaftaran offline. Dana refund tersebut kemudian digunakan untuk menyewa gedung Asrama Haji sebagai tempat pelaksanaan Munas. Sedangkan, penginapan peserta Munas tersebar di beberapa tempat di Kota Padang, salah satunya di LBH Padang karena keterbatasan dana.

Korpus BEM SI yang terpilih di Asrama Haji Wahyu Suryono Pratama menyatakan bahwa kesepakatan forum adalah kedaulatan tertinggi yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak mana pun, termasuk panitia. Karenanya 132 Perguruan Tinggi (PT) yang mengatasnamakan solidaritas melakukan Munas dan telah mengajak 36 PT yang mengadakan Munas di Unand untuk bergabung, namun hingga Munas di Asrama Haji selesai, 36 kampus tersebut tetap memilih untuk tidak bergabung.

Aliansi BEM SI yang melakukan Munas di Asrama Haji pada 1-2 April 2021 tersebut juga menghasilkan Kesepakatan Piagam Persatuan Bem SI ke-XIV, yaitu 132 PT berdaulat penuh atas aliansi Bem SI, tidak mematuhi dan menyepakati hasil Munas versi panitia, hanya mengakui Munas berdasarkan kedaulatan peserta, konsisten berjuang dalam mengawal isu kerakyatan bersama rakyat, membuka seluasnya pada seluruh kampus dan PT untuk bergabung dan berjuang bersama BEM SI.

Wahyu menjelaskan  bahwa prinsip BEM SI yaitu membawa gerakan yang kondusif bergotong royong dan progresif, membawa gerakan yang membaur dengan gerakan rakyat dan menjunjung tinggi kesetaraan tanpa diskriminasi, mempunyai alur penyikapan yang jelas dengan prinsip koordinasi tanpa instruksi, demokratis, ilmiah, dan visi kerakyatan menjadi nilai utama dalam memperkuat basis  perjuangan khusus sebagai gerakan  mahasiswa Indonesia lebih adaptif dalam mengola isu, independen dalam bersikap.

Terkait undangan untuk PI dan PT lainnya merupakan iktikad baik untuk untuk bergabung dengan Munas di Asrama Haji, namun karena terdesak waktu terdapat kesalahan dalam pembuatan surat.

“Karena situasi mendesak, sehingga terjadi kesalahan pada surat yang akan menjadi evaluasi bersama nantinya,” tutur Presma Unnes tersebut.

Pelaksanaan Munas BEM SI ke-XIV sempat menuai perdebatan antara dua pihak yang pro terhadap ketegasan Panitia Munas di Unand dengan pihak yang mendukung rasa solidaritas dari sikap 132 kampus yang memilih WO dari ruang sidang. Aliansi yang terpecah menghasilkan dua kepengurusan dalam tubuh BEM SI, dan keduanya saling mengklaim keabsahan dari hasil sidang yang didapat.

 

Reporter : Suhada Tri Marneli, Efi Fadhillah, Geliz Luh Titisari, Nurul Anisa Azwir, Afdal Hasan

Editor : Linda Susanti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here