Oleh : Amelya Asti Pratiwi*

Akibat pandemi, pemerintah pun mengeluarkan kebijakan untuk kegiatan-kegiatan yang biasa dikerjakan di kantor atau luar rumah, menjadi dilaksanakan secara daring atau dari rumah. Salah satunya adalah kegiatan belajar mengajar yang diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, setiap kebijakan yang dikeluarkan pasti memiliki risiko masing-masing, terutama kebijakan pada bidang pendidikan malah menambah masalah baru. Banyak siswa-siswa dari daerah pelosok yang tak dapat menikmati akses pendidikan secara online dikarenakan keterbatasan pemancar sinyal di daerah tersebut.

Melihat hal ini, muncul rasa prihatin dari beberapa pemuda. Menurutnya, keadaan ini menantang idealismenya sebagai seorang anak muda. Ia pun turut terpantik dengan ucapan dari Anies Baswedan yang berbunyi “Mendidik adalah tugas setiap insan yang terdidik.” Mereka adalah Mahasiswa Jurusan Hukum Universitas Andalas Fauzan Akhiyar dan mahasiswa dari Jurusan Akidah dan Filsafat Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ghufron Akbari Wardana.

Demontrasi yang pernah dilakukan mahasiswa tak menjadi solusi yang ampuh untuk membawa perubahan. Maka mereka berpikir, inilah saat yang tepat untuk mereka tak lagi berpangku tangan, namun turun tangan mengatasi masalah pendidikan yang ada di depan mata.“Karena saya percaya Tuhan itu memberi kita dua tangan, yaitu tangan kanan untuk membela mustadh’afin (orang-orang yang tertindas), dan tangan kiri untuk melawan mustakbirin (orang-orang yang menindas),” ujar Ghufron saat diwawancarai via Whatsapp pada Kamis (4/2/2021).

Sehingga lahirlah Mahardika Muda, sebuah komunitas yang memiliki filosofi khusus yakni kata Mahardika yang berasal dari bahasa sanskerta yang berarti merdeka. Dimana, ada kebebasan bertindak bagi seorang pemuda namun tetap didasari atas rasa tanggung jawab, yang terwujudkan dalam aksi nyata untuk membawa perubahan pada kehidupan sosial, agama, dan negara.

Dalam proses pendirian komunitas ini, terlebih untuk menggait para relawan dan pengurus komunitas sendiri, cara utama yang dilakukan oleh para founder adalah dengan mulai mengajak teman-teman di sekitar mereka. Selain itu, Ghufron juga turut mempersuasi teman-temannya dengan ajaran agama islam mengenai pahala yang terus mengalir melalui ilmu bermanfaat yang diberikan kepada orang lain.

Selama menjalankan komunitas, founder mengaku bahwa mereka juga menghadapi tantangan berupa masalah kepemimpinan. “Tidak semua orang-orang ini berada pada circle yang sama dengan saya sebelumnya. Orang-orang yang bergabung di Mahardika ini juga notabene adalah para pemimpin yang sebelumnya punya jabatan strategis. Artinya, orang-orang yang akan saya pimpin ini adalah para pemimpin bukan pengikut,” ungkapnya. Menghadapi hal ini, langkah yang dilakukan founder adalah memimpin dengan menonjolkan sifat egaliter atau kesetaraan, namun garis koordinasi tetap berada pada mereka.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Mahardika Muda bergerak di bidang pendidikan dimana berfokus pada aktivitas pendidikan untuk daerah terpencil, seperti Jorong taratak teleng, Nagari Sariak Alahan Tigo, Kabupaten Solok. Saat ini, kegiatan yang dilakukan adalah memberi pengajaran untuk siswa-siswa Sekolah Dasar (SD), kemudian konsultasi pekerjaan rumah yang diberikan guru, serta eksplorasi bakat dan minat dari anak-anak daerah tersebut.

“Target sebenarnya adalah siswa-siswa SD, dimana kita langsung turun ke sekolah-sekolah untuk jadi pengajar di daerah tersebut. Tapi, karena tidak memungkinkan dan sekolah tatap muka dibatalkan,” jelas Imra Gusnedi, yang merupakan salah satu pengurus Komunitas Mahardika Muda saat diwawancarai via Whatsapp pada Kamis (4/2/2021).

Senada dengan itu, Intan Putri Riswandi yang merupakan salah satu relawan dari komunitas ini menjelaskan bahwa kegiatan mengajar dilakukan di Musala seperti konsultasi PR dan kegiatan “Belajar Asik” yaitu berupa belajar melakukan salat jenazah untuk siswa kelas 4 hingga kelas 6 SD, belajar membaca, hingga belajar menghitung untuk siswa kelas 1 sampai 3 SD. Selain itu, juga terdapat kegiatan hiking.

Intan melanjutkan, juga terdapat pelatihan kemampuan anak-anak tersebut dalam bidang seni, yang akan ditampilkan dalam acara pentas seni pada penutupan kegiatan mengajar oleh Komunnitas Mahardika Muda yang disebut Mahardika Mengajar ini.“Disini juga terdapat kegiatan pelatihan skill dari anak-anak tersebut, karena akan ada penampilan bakat pada pentas seni yang diadakan pada acara penutupan,” tutupnya.

*) Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here