Arivin Rivaie sedang menjadi narasumber dalam Webinar Nasional Pernas Fokushimiti XVII Universitas Andalas, Senin (8/11/21). (Genta Andalas/ Nando Ferdiansyah)

Padang, gentaandalas.com- Lahan kering tropik basah masih menjadi harapan baik bagi hasil produksi pangan yang optimal.  Pada webinar dengan tema “Kesesuaian Lahan Kering Tropik Basah dalam Mendukung Produksi Pangan untuk Keberlanjutan Food Estate di Indonesia”,  para narasumber dalam Pernas Fokushimiti XVII menyoroti ketahanan pangan sebagai hal yang sangat penting bagi masyarakat, Senin (8/11/2021).

Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Arivin Rivaie mengungkapkan pentingnya melakukan penyelamatan agar ketersediaan tanah dan air yang berada di lahan kering tropik basah dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Permasalahan sumber air di bidang pertanian juga merupakan halangan dalam mendukung sumber air di bidang pertanian.

“Permasalahan tersebut diantaranya penggunaan air yang tidak efisien dan keterbatasan adanya air, disfungsi jaringan irigasi, belum lagi air yang digunakan untuk perikanan dan lahan pertanian,” jelas Arivin saat menyampaikan materinya.

Selain itu dalam webinar yang diselenggarakan oleh Grup Mahasiswa Ilmu Tanah (GMIT) ini, Ketua Kelompok Peneliti Fisika dan Konservasi Tanah BALITTANAH, Maswar  mengungkapkan adanya tantangan global terkait lahan pertanian. Peningkatan permintaan terhadap sumber daya lahan beserta perubahan iklim dapat berpotensi mengancam upaya mencapai ketahanan pada pangan.

“Di Indonesia juga ada tantangan pembangunan pertanian kedepannya seperti peningkatan permintaan pangan yang sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, belum lagi luas lahan potensial yang makin berkurang dan produksi yang masih sangat besar antara pencapaian dan potensi genetik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dosen Ilmu Tanah Universitas Andalas Dian Fiantis mengungkapkan Pedo Matriks dapat menjadi salah satu cara untuk mempelajari ilmu tanah dengan bantuan geostatik dan rumus matematika dari sifat yang sebelumnya bersifat kualitas bertransform menjadi kuantitatif  yang dapat memudahkan dan mempercepat pengolahan data. Banyaknya sistem informasi yang diterima menjadi salah satu keuntungan dari Pedo Matriks.

“Pedo Matriks sendiri itu mengunakan Regration Grading. Sekarang kita tidak perlu membuat rumus matematikanya, cukup komputer saja yang menghitungkan data yang kita punya, akibatnya dengan menggunakan Regration Grading PK yang kita hasilkan sudah full dan lebih bagus,” jelas Dian.

Di sisi lain, mahasiswi Jurusan Ilmu Tanah Nabila Permata Sari mengatakan bahwa ilmu yang diberikan pemateri dalam webinar tersebut  sangat sesuai dengan tema wabinar kali ini.

“Topik kali ini dapat membantu mahasiswa dalam menambah wawasan mengenai kondisi pertanian saat ini sehingga memicu semangat mahasiswa untuk ikut berkontribusi meningkatkan pertanian Indonesia saat ini,” tutur Nabila saat diwawancarai Genta Andalas, Senin, (8/11/2021).

Sebagai peserta webinar, Nabila berharap seluruh peserta dapat memeroleh ilmu yang diberikan dengan baik agar diimplementasikan untuk memperbaiki kondisi pertanian menjadi lebih baik lagi.

 

Reporter: Khoiratul Fitri dan Nando Ferdiansyah

Editor: Natasya Salsabilla Festy

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here