Padang, gentaandalas.com – Pemilihan Duta GenRe Universitas Andalas (UNAND) 2025 resmi digelar pada 10 Desember 2025 di Convention Hall UNAND. Mengusung tema “Muda Menginspirasi, Berkarya Tanpa Henti,” ajang ini bertujuan melahirkan figur mahasiswa berkarakter, berprestasi, dan mampu menjadi role model di lingkungan kampus. Ketua Pelaksana, Panji Ahmad Maulana, menyampaikan bahwa pemilihan ini menuntut duta terpilih untuk menjaga citra kampus dan menjauhi perilaku menyimpang. “Kami ingin teman-teman finalis nantinya menjadi inspirasi atau role model dari Universitas Andalas,” ujarnya.
Proses kegiatan berlangsung sejak Juli hingga Agustus melalui pembentukan panitia dan open recruitment. Dari 42 pendaftar, peserta diseleksi melalui tes tulis, tes minat bakat, dan wawancara yang mencakup pengetahuan umum, public speaking, serta pengetahuan genre. “Setelah tes tulis tersisa 32 orang, kemudian disaring lagi hingga terbentuk 20 finalis. Namun beberapa mengundurkan diri karena sakit, cuaca, dan kendala biaya, sehingga finalis yang tampil berjumlah 16 orang,” jelas Panji.
Acara grand final dihadiri oleh BKKBN, sponsor, media partner, serta perwakilan duta mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi seperti UNP, PNP, dan STIKES. Seluruh finalis resmi menyandang gelar Duta Mahasiswa Genre UNAND 2025, dengan kategori tambahan seperti Educate, Berbakat, dan Favorit. “Semua finalis tetap mendapat gelar Duta Mahasiswa Genre, hanya saja terdapat kategori winner dan runner-up,” tambah Panji. Ia berharap para duta terpilih mampu menjaga nama baik kampus.
Dua pemenang utama, Carletta Aqilah Putri Arjuna dari prodi Ilmu Komunikasi dan Rendi Adrian Pratama dari prodi Ilmu Politik, menyampaikan rasa bangga setelah dinobatkan sebagai duta mahasiswa. Carletta menyebut momen awal penampilannya sebagai bagian paling menegangkan. “Deg-degan banget pas awal nari Nona, tapi setelah itu sudah mulai enjoy,” katanya.
Rendi menilai sesi top 3 Q&A sebagai tantangan terbesar. “Belum siap banget buat dapat pertanyaan, tapi alhamdulillah bisa dilewati,” ujarnya. Keduanya sepakat bahwa keberanian mencoba dan usaha sekecil apa pun merupakan hal penting dalam proses seleksi. “Sekecil apa pun usaha kita, pasti akan ternilai,” kata Carletta. “Intinya berani mencoba dan menghargai prosesnya,” tambah Rendi.
Terkait isu yang ingin diangkat selama masa jabatan, keduanya menyatakan fokus pada isu LGBT yang dinilai semakin marak, terutama di Sumatera Barat. Mereka juga menantikan pelaksanaan program kerja yang telah disiapkan sejak sebelum penobatan.
Sebagai penutup, keduanya mendorong mahasiswa lain untuk tidak ragu mengikuti ajang serupa. “Jangan ragu dan jangan bimbang. Apa pun yang teman-teman usahakan pasti akan ada hasilnya,” ujar Carletta. “Berani mencoba dulu, jangan malu-malu,” tutup Rendi.
Reporter: Nasywa Luthfiyyah Edfa dan Oktavia Ramadhani
Editor: Auryn Dzakirah







