• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Kamis, 20 November 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas
Home Berita

Pinyaram, Camilan Tradisional Minangkabau yang Tetap Eksis

oleh Redaksi
Selasa, 28 Juni 2022 | 22:59 WIB
di Berita, Khasanah Budaya, Liputan
0
(Genta Andalas/Dok.Pribadi)

(Genta Andalas/Dok.Pribadi)

ShareShareShareShare
(Genta Andalas/Dok.Pribadi)

Oleh: Atika Liutami Sadri*

Sumatra Barat merupakan daerah yang terkenal dengan destinasi wisatanya. Di samping wisata alam, sejarah, dan budaya, Sumatra Barat juga dikenal dengan wisata kulinernya. Salah satu kuliner manis yang dapat kita jumpai di Sumatra Barat adalah kue pinyaram.

Pinyaram merupakan camilan manis asal Minangkabau yang berbahan dasar tepung beras dan gula jawa, kemudian digoreng menggunakan minyak panas. Kuliner ini termasuk jajanan pasar yang lumayan mudah dijumpai di Provinsi Sumatra Barat. Pinyaram biasanya dapat dijumpai di pasar tradisional atau pada prosesi acara adat seperti pernikahan, hajatan, upacara adat, atau acara lainnya.

Bentuknya yang bulat dengan bagian tepi yang bertekstur menjadikan pinyaram lebih garing dengan bagian tengahnya yang lebih padat. Ukuran pinyarampun juga beragam, ada yang kecil, sedang, hingga sebesar piring, tergantung selera penikmatnya. Masalah rasa, pinyaram memiliki rasa yang sangat lezat. Campuran antara gurih dan manis membuat siapapun menjadi ketagihan saat menyantapnya.

Kue pinyaram diketahui berasal dari Pariaman. Walaupun asalnya dari Pariaman, pinyaram dapat ditemui di daerah lain di Sumatra Barat dengan nama yang berbeda. Bahkan di Pulau Jawapun camilan jenis ini juga ada dengan nama kue cucur. Meski namanya berbeda namun bentuk dan rasa camilan ini tetap sama.

Pinyaram menjadi camilan kesukaan anak-anak, remaja, hingga orang tua di Minangkabau.  Rasanya yang manis nan unik membuat pinyaram disukai oleh berbagai kalangan. Hal inilah yang membuat jajanan ini tetap eksis dan tak lekang oleh zaman.

“Jajanan pinyaram termasuk jajanan tradisional, akan tetapi peminat jajanan ini masih banyak,” ujar Marni salah satu penjual pinyaram yang ada di daerah Kuranji Kota Padang.

Biasanya pinyaram dijual dengan harga Rp1000 perbijinya. Rasanya yang enak dan harganya yang sangat terjangkau membuat pinyaram sangat digemari masyarakat.

*) Penulis merupakan Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Baca Juga

Hipmi PT UNAND Gelar Market Day X Forbisda, Dorong Ekosistem Wirausaha Mahasiswa

Hipmi PT UNAND Gelar Market Day X Forbisda, Dorong Ekosistem Wirausaha Mahasiswa

Jumat, 14 November 2025 | 05:11 WIB
TEDx UNAND Gelar The Untold Journey Untuk Menumbuhkan Kepercayaan Diri Berbahasa Inggris

TEDx UNAND Gelar The Untold Journey Untuk Menumbuhkan Kepercayaan Diri Berbahasa Inggris

Selasa, 11 November 2025 | 01:16 WIB

Gebyar Muslim Hukum XVII: Semangat Keislaman dan Intelektualitas Warnai Rangkaian Kegiatan

Sabtu, 8 November 2025 | 07:10 WIB
Nomor Urut Dicabut, Transparansi Ditegakkan: Pemira UNAND 2025 Resmi Dimulai

Nomor Urut Dicabut, Transparansi Ditegakkan: Pemira UNAND 2025 Resmi Dimulai

Jumat, 7 November 2025 | 23:55 WIB
Di Antara Azan dan Ombak: Kisah Penjaga Masjid Al-Hakim

Di Antara Azan dan Ombak: Kisah Penjaga Masjid Al-Hakim

Selasa, 4 November 2025 | 11:10 WIB
Penipuan Berkedok Dosen Kembali Marak di Universitas Andalas

Penipuan Berkedok Dosen Kembali Marak di Universitas Andalas

Minggu, 2 November 2025 | 22:36 WIB

TERPOPULER

  • Hipmi PT UNAND Gelar Market Day X Forbisda, Dorong Ekosistem Wirausaha Mahasiswa

    Hipmi PT UNAND Gelar Market Day X Forbisda, Dorong Ekosistem Wirausaha Mahasiswa

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Mengenal Uang Japuik, Adat Pariaman yang Masih Sering Disalahartikan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Korupsi di UNAND 3,57 Miliar, 12 Orang Tersangka Termasuk Mantan Wakil Rektor l

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Hilang Tiga Nol : Redenominasi atau Kebingungan Publik

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Inovasi Teknologi: Solusi Modern untuk Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Globalisasi

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak