
Padang, gentaandalas.com- Festival Nasional Wisran Hadi II resmi dibuka pada Jum’at (4/7/2025) di Medan Nan Balinduang (MNB), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Andalas (UNAND). Acara ini menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan yang berlangsung hingga 8 Juli 2025, yang menampilkan pertunjukan drama oleh mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2023.
Festival ini berskala nasional dan terbuka untuk berbagai pihak dari seluruh Indonesia. Namun, pada tahun ini, hanya Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang yang dapat hadir sebagai perwakilan luar. Beberapa institusi lain dari daerah seperti Pekanbaru dan Bandung batal hadir karena kendala tertentu.
Festival ini merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah Kajian Drama dan dilaksanakan dengan pendampingan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Teater Langkah. Selain menampilkan karya mahasiswa, terdapat pula pementasan tamu dari ISI Padang Panjang dengan lakon berjudul Kemerdekaan. Beberapa judul drama yang dipentaskan antara lain Nilonali, Nurani, Penjual Bendera, Malin Deman, Matrilini, Nyonya-Nyonya, Roh, OBT, Teater Elektronik, dan Tuanku Yayai.
Dosen pengampu mata kuliah Kajian Drama, Syafril, menjelaskan bahwa festival ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Jurusan Sastra Indonesia bekerja sama dengan Teater Langkah. “Festival ini sudah menjadi agenda tetap dalam kalender kegiatan kami. Ini merupakan ajang publikasi hasil praktik kajian drama dan sekaligus ruang pertunjukan terbuka bagi masyarakat,” ujar Syafril pada Jum’at (4/7/2025).
Syafril menyebutkan bahwa pemilihan karya Wisran Hadi sebagai naskah utama merupakan bentuk penghargaan terhadap sastrawan besar asal Sumatera Barat tersebut. Menurutnya, karya-karya Wisran Hadi sarat dengan kritik sosial dan nilai-nilai pembelajaran yang relevan. “Beliau adalah sastrawan visioner. Belajar drama tidak sekadar berkhayal, tetapi juga membutuhkan studi mendalam, baik kepustakaan maupun turun ke lapangan,” tambahnya. Ia juga mengajak generasi muda untuk tidak hanya menikmati karya sastra, tetapi juga mempelajarinya secara mendalam.
Sementara itu, mahasiswa sekaligus sutradara drama Nyonya-Nyonya, Nada Aprilia, membagikan pengalamannya dalam proses latihan. “Kami membutuhkan waktu sekitar empat bulan. Bulan pertama fokus pada pendalaman karakter dan dialog, bulan kedua mulai masuk ke gesture, blocking, dan penguatan adegan. Pada bulan ketiga, kami sudah mulai lepas naskah,” ungkap Nada pada Jum’at (4/7/2025).
Reporter: Alizah Fitri Sudira dan Pitri Yani
Editor: Fadhilatul Husni
Komentar