• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Jumat, 18 Juli 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas

Home Aspirasi

Kelayakan Penjara di Indonesia

oleh Redaksi
Selasa, 4 Juli 2023 | 01:03 WIB
di Aspirasi, Karya Calon Anggota
0
ShareShareShareShare
(Ilustrasi/Ifran Afdhala Zikri)

Oleh: *Ifran Afdhala

Sistem pemasyarakatan dan kelayakan penjara di Indonesia telah menjadi isu yang mendesak dan memerlukan perhatian serius. Sebab dalam beberapa tahun terakhir,  terungkap bahwa berbagai masalah mencuat terkait kondisi buruk di balik jeruji besi. Masalah- masalah tersebut bersumber dari berbagai sisi mulai dari pihak penghuni lapas, fasilitas lapas, dan yang lebih mirisnya bahkan bersumber dari pejabat pengelola lapas itu sendiri.

Dikutip dari Kompas.com yang terbit pada Selasa (29/11/2022) lalu, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Jahari Sitepu mengunjungi Lapas Teluk Kuantan, Kabupaten Kuansing Riau menyampaikan bahwa Lapas telah melebihi kapasitas mencapai 650% sehingga warga binaan lapas menumpuk di satu kamar. Lapas Teluk Kuantan bukanlah Lapas paling sesak, karena Lapas Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir Riau menjadi lapas dengan melebihi kapasitas mencapai 1000%. Selain itu, Jahari juga menyampaikan bahwa di lapas terpadat tersebut hanya memiliki 5 orang petugas pada malam hari. Jika kita benar-benar ingin mewujudkan tujuan rehabilitasi, perlindungan hak asasi manusia, dan keadilan yang adil,  perubahan mendasar dalam sistem penjara sangat diperlukan.

Masalah kekerasan dan korupsi yang terjadi di lingkungan lapas juga perlu ditangani secara tegas. Dikutip dari Detik.com pada Senin (7/3/2022) Komnas HAM mengungkapkan ada penyiksaan pada warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA di Yogyakarta. Setidaknya Komnas HAM mencatat ada 17 betuk penyiksaan. Kekerasan fisik dan psikologis di dalam penjara merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Perlakuan yang tidak manusiawi terhadap narapidana tidak hanya melanggar prinsip-prinsip dasar kemanusiaan, tetapi juga dapat memperburuk kondisi psikologis mereka. Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk memberikan pelatihan dan pengawasan yang ketat terhadap petugas penjara, serta menerapkan standar perlakuan yang manusiawi dan adil terhadap narapidana.

Praktik korupsi di dalam sistem penjara juga memperburuk kondisi, menghalangi upaya reformasi, dan menodai integritas lembaga tersebut. Dikutip dari Depokrayanews.com yang terbit pada Kamis (30/4/2023) Mantan Kepala Lapas Sukamiskin Deddy Handoko ditahan Penyidik KPK. Kepala Lapas Sukamiskin saja yang terkenal akan lapas para koruptor tertangkap kasus korupsi. Kasus-kasus korupsi di lapas ini tidak sedikit, bahkan dikutip dari Kompas.com, Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri pada Selasa (9/5/2023) lalu mengatakan bahwa KPK menerima beberapa aduan masyarakat akan modus korupsi di lapas dan ia juga menyebut bahwa pengelolaan lapas menjadi salah satu sektor yang rentan terjadi tindak pidana korupsi. Tindakan hukuman yang setimpal harus diberlakukan terhadap mereka yang terlibat dalam korupsi, sementara tindakan pencegahan dan pemantauan yang ketat harus diterapkan untuk mencegah penyelewengan.

Melihat dari kasus- kasus yang telah terjadi perlu ditekankan bahwa penjara seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai sarana tempat menjalankan hukuman bagi narapidana, tetapi juga sebagai alat untuk merehabilitasi. Namun, kondisi saat ini menunjukkan adanya kegagalan dalam hal rehabilitasi. Kelebihan kapasistas, kekurangan staf, dan kurangnya program rehabilitasi yang efektif menjadi, serta kurangnya pengawasan sehingga tempat berkembangnya kejahatan telah membuktikan bahwa masih sangat diperlukannya perbaikan infrastruktur penjara, peningkatan jumlah staf yang berkualitas, dan penyediaan program rehabilitasi yang komprehensif serta lebih terarah.

Tidak kalah pentingnya, untuk memperkuat upaya pemasyarakatan dan reintegrasi sosial. Narapidana yang telah menjalani hukuman harus diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di luar penjara. Program bimbingan dan pelatihan kerja yang efektif, kerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat sipil, serta dukungan penuh dari pemerintah dapat membantu mengurangi tingkat kriminalitas pasca-pembebasan dan memfasilitasi proses reintegrasi sosial yang sukses.

Dalam kesimpulannya, kelayakan penjara di Indonesia membutuhkan perhatian serius dan langkah-langkah yang tegas untuk perubahan. Reformasi yang holistik harus dilakukan, melibatkan peningkatan infrastruktur, pembenahan program dan kelayakan petugas.

Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas  Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas *

Label: IndonesiaKomnas HAMKPK
BagikanTweetBagikanKirim

Baca Juga

Ketika Aturan ODOL Menindas yang Paling Lemah

Ketika Aturan ODOL Menindas yang Paling Lemah

Kamis, 17 Juli 2025 | 15:58 WIB
Persepsi Gunung Padang: Bagaimana Pseudoarkeologi  Mempengaruhi Imajinasi Publik

Persepsi Gunung Padang: Bagaimana Pseudoarkeologi Mempengaruhi Imajinasi Publik

Rabu, 16 Juli 2025 | 12:06 WIB
Migrasi sebagai Alat Tawar: Politik Perbatasan antara Turki dan Uni Eropa

Migrasi sebagai Alat Tawar: Politik Perbatasan antara Turki dan Uni Eropa

Kamis, 10 Juli 2025 | 09:21 WIB
Potret Penampilan Festival Nasional Wisran Hadi II

Potret Penampilan Festival Nasional Wisran Hadi II

Minggu, 6 Juli 2025 | 12:23 WIB
Gelar Nongkrong Kreatif, Dinas Pariwisata Padang Dukung Kreativitas Anak Muda

Gelar Nongkrong Kreatif, Dinas Pariwisata Padang Dukung Kreativitas Anak Muda

Minggu, 6 Juli 2025 | 11:35 WIB
UNAND Luluskan 1.411 Mahasiswa, Naik dari Periode Sebelumnya

UNAND Luluskan 1.411 Mahasiswa, Naik dari Periode Sebelumnya

Minggu, 6 Juli 2025 | 11:06 WIB

TERPOPULER

  • Persepsi Gunung Padang: Bagaimana Pseudoarkeologi  Mempengaruhi Imajinasi Publik

    Persepsi Gunung Padang: Bagaimana Pseudoarkeologi Mempengaruhi Imajinasi Publik

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ketika Aturan ODOL Menindas yang Paling Lemah

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Festival Wisran Hadi II Dibuka, Warisan Sastra di Tangan Generasi Muda

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Mengenal Uang Japuik, Adat Pariaman yang Masih Sering Disalahartikan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Keindahan Pemandian Lubuk Minturun, Berenang Sembari Memberi Makan Ikan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak