Jumat, 9 Mei 2025
No Result
View All Result
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
No Result
View All Result
Genta Andalas
No Result
View All Result

Home Gentainment Karya Calon Anggota

Maelo Pukek, Tradisi Turun-temurun Nelayan di Kampung Elo Pukek

by Redaksi
Kamis, 29 Juni 2023 | 15:25 WIB
in Karya Calon Anggota, Khasanah Budaya
0
Nelayan saat melakukan tradisi Maelo Pukek di tepi pantai, Jumat (23/6/2023) (Genta Andalas/Vannisa Fitri)

Nelayan saat melakukan tradisi Maelo Pukek di tepi pantai, Jumat (23/6/2023) (Genta Andalas/Vannisa Fitri)

ShareShareShareShare
Nelayan saat melakukan tradisi Maelo Pukek di tepi pantai, Jumat (23/6/2023) (Genta Andalas/Vannisa Fitri)

Oleh: Vannisa Fitri*

Tradisi Maelo Pukek merupakan cara menangkap ikan secara tradisional yang masih dipertahankan turun-temurun oleh masyarakat di Kampung Elo Pukek, Kelurahan Purus, Kota Padang, Sumatra Barat. Istilah Maelo Pukek berasal dari Bahasa Minang, Maelo yang berarti “menarik” dan pukek yang berarti “pukat.” Maelo Pukek adalah keudayaan yang membutuhkan sekelompok orang untuk menangkap ikan di bibir pantai.

Sebelum melakukan Maelo Pukek, nelayan akan menyebarkan Pukek ke laut hingga jarak 1200 meter dari bibir pantai dengan menggunakan perahu. Setelah pukek disebar, kemudian nelayan akan kembali ke bibir pantai dan menunggu selama 30 menit sebelum Pukek ditarik bersama-sama ke arah pinggir pantai. Saat menunggu pukek, nelayan yang menjadi penarik Pukek akan mempersiapkan tali dari kain yang diikatkan ke pinggang untuk menarik Pukek dari pinggir pantai.

BacaJuga

Gedung FKM UNAND Kampus Jati Alami Kebakaran, 7 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

May Day: Saatnya Gerakan Buruh Indonesia Menentukan Arah Baru

Nelayan lalu akan menarik Pukek secara bersama-sama dari dua sisi hingga pinggir pantai. Biasanya, saat menarik Pukek ke arah pinggir pantai memerlukan delapan hingga sepuluh orang. Hasil dari tangkapan Pukek bervariasi, mulai dari Ikan Maco, Ikan Gambolo,, dan Ikan Beledang. Ikan tersebut nantinya akan dijual langsung ke pembeli atau agen yang sudah menunggu di pinggir pantai. Tak jarang pembeli berasal dari pengunjung yang sedang melihat kegiatan ini.

Seorang nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Ombak Puruih, Sayuti, mengatakan bahwa dalam sehari biasanya kegiatan ini bisa dilakukan lebih dari satu kali tergantung cuaca saat melakukan Maelo Pukek.

“Biasanya di sini kami bisa melakukan Maelo Pukek sehari bisa sebanyak dua hingga tiga kali, namun semua tetap tergantung cuaca. Bila saat melakukan Maelo Pukek ombaknya besar, maka dilakukan satu kali saja,” jelas Sayuti saat diwawancarai pada Jumat (23/6/2023)

Lebih lanjut, Sayuti juga mengungkap bahwa kegiatan Maelo Pukek ini terkadang tidak bisa dilanjutkan karena Pukek yang sedang ditarik ke pinggir pantai tersangkut di bawah laut akibat besi dan kayu-kayu di bawah laut. Hal itu biasanya membuat Pukek rusak dan ikan yang sudah terjaring lepas begitu saja.

Maelo Pukek tidak hanya sebatas kegiatan menangkap ikan saja, namun juga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk melihat kegiatan ini. Walaupun banyak kegiatan menangkap ikan secara modern namun tradisi Maelo Pukek tidak akan pernah pernah hilang. Hal itu dikarenakan terus diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.

Doni, salah satu pengunjung asal Padang mengaku senang melihat tradisi maelo pukek dikarenakan ikan yang dihasilkan segar dan masih baru. “Saya senang saja melihat ikan-ikan tersebut bergerak-gerak. Selain itu ikannya juga segar dan baru,” ungkap Doni.

*Penulis merupakan Mahasiswi Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas

Tags: ikanPadangtradisi
ShareTweetShareSend

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Atap Bagonjong pada Rumah Gadang sebagai Identitas Sosial Masyarakat Minangkabau

    Atap Bagonjong pada Rumah Gadang sebagai Identitas Sosial Masyarakat Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gedung FKM UNAND Kampus Jati Alami Kebakaran, 7 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aksi Sumbar Bersama Palestina: Massa Serukan Penangkapan Netanyahu dan Galang Rp1,5 Miliar Donasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Privasi di Ujung Jari: Ancaman Nyata di Balik Media Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratusan Ribu Warga Padang Bersatu: Solidaritas Tanpa Batas untuk Gaza.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inovasi Teknologi: Solusi Modern untuk Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Globalisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Uang Japuik, Adat Pariaman yang Masih Sering Disalahartikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aliansi BEM Sumbar Gelar Aksi Mei Melawan, Peringati May Day dan Hardiknas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Aksi KAMMI Sumbar di Depan Gedung DPRD, Ajukan Tuntuntan Untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jurnalis Perempuan dalam Bayang Teror: Ketika Intimidasi Menjadi Senjata untuk Membungkam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak