Jumat, 9 Mei 2025
No Result
View All Result
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
No Result
View All Result
Genta Andalas
No Result
View All Result

Home Gentainment

Bagadang Basamo, Tradisi Pererat Tali Silaturahmi di Hari Besar Keagamaan

by Redaksi
Kamis, 29 Juni 2023 | 22:33 WIB
in Gentainment, Karya Calon Anggota, Khasanah Budaya, Sastra dan Budaya
0
(Dok. Pribadi)

(Dok. Pribadi)

ShareShareShareShare
(Dok. Pribadi)

Oleh: Zahra Nurul*

Sumatra barat memiliki kebudayaan yang tak ada habis habisnya, mulai dari kelezatan kuliner yang mendunia, kesenian, kebiasaan, adat, dan pesona alam minangkabau lainnya yang beragam. Beragamnya kebudayaan yang masih bertahan hingga masa kini tentunya dipengaruhi oleh masyarakat minangkabau yang masih menjaga tali silaturahmi antar sesama baik dengan kerabat, sanak saudara, tetangga, maupun teman.

Momen hari perayaan besar baik agama maupun adat kerap kali dimanfaatkan untuk menjalin silaturahmi menjaga kerukunan dan keharmonisan sesama. Berbagai tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk memeriahkan perayaan hari besar, seperti halnya kebiasaan bagadang basamo yang dilakukan masyarakat Kampung sago, Kelurahan Ngalau, Kota Padang Panjang dalam rangka memeriahkan perayaan hari Raya Idul Adha.

BacaJuga

Antara Legalitas dan Legitimasi: Polemik Politik Gibran di Pusaran Demokrasi

Gedung FKM UNAND Kampus Jati Alami Kebakaran, 7 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

Bagadang basamo yang kerap kali dilakukan oleh masyarakat merupakan bentuk perayaan pada hari besar. Para perantauan kembali pulang ke kampung halaman dan ikut membersamai kegiatan masyarakat kampung. Kebiasaan ini merupakan  kesempatan untuk kembali bergabung bersama membangun tali silaturahmi dan mengakrabkan diri setelah kesibukan pekerjaan di perantauan.

Bagadang basamo biasanya dilakukan setelah rangkaian acara penyembelihan hewan kurban oleh para pemuda dan bapak-bapak di daerah setempat. Sambil menunggu proses pemotongan dan pembersihan daging kurban, para perempuan akan bekerja di dapur bersama, yang didirikan dengan cara gotong royong oleh pemuda kampung satu hari sebelumnya yang biasanya terletak di samping halaman surau. Para perempuan akan mempersiapkan peralatan masak dan bahan-bahan masak berupa rempah-rempah yang diperlukan untuk mengolah daging. Daging yang dimasak merupakan pembagian daging yang diberikan secara sukarela oleh para peserta kurban untuk dinikmati bersama-sama sebagai wujud rasa syukur dan menjalin silaturahmi.

Seorang warga yang ikut membersamai acara bagadang basamo, Sasmita mengungkapkan bahwa tradisi bagadang basamo ini awalnya ditujukan untuk masyarakat yang sudah bekerja sama dalam proses penyembelihan kurban.

 “Bagadang basamo atau makan bersama awalnya dikhususkan untuk orang-orang yang sudah bekerja sama dalam proses penyembelihan hewan kurban, tradisi kemudian berlanjut sampai sekarang. Acara ini merupakan acara rutin yang dilakukan warga kampung pada perayaan hari raya idul adha dan hari hari besar lainnya, biasanya acara ini juga dimeriahkan dengan khatam Al-Qur’an,” ungkap Sasmita saat diwawancarai Genta Andalas, Rabu (28/6/2023).

Selain untuk menjalin tali silaturahmi, bagadang basamo juga membangun rasa gotong royong para warga kampung dalam mempersiapkan acara ini. Satu hari sebelum acara, pemuda kampung bekerja sama untuk mendirikan tenda memasak dan membersihkan area sekitar yang digunakan untuk penyembelihan hewan kurban. Lalu, mereka akan berkeliling mengumpulkan sumbangan beras yang diberikan warga secara sukarela dari rumah ke rumah.

“Peran pemuda pemudi sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan acara ini. Mulai dari mendirikan dapur, tenda, mengumpulkan beras, ikut serta dalam penyembelihan hewan, dan menghibur dengan menghadirkan permainan yang melibatkan kekompakan masyarakat,” lanjut Sasmita.

Setelah proses memasak selesai, nasi dibungkus lalu diberikan kepada setiap masyarakat yang sudah ada di sana. Setelah itu, masyarakat akan mengantri untuk menambahkan sambal dan mengambil posisi untuk makan bersama-sama di dalam surau. Makan bersama atau bagadang basamo biasanya dipimpin oleh tetua atau orang yang dituakan di kampung diikuti dengan pemuda kampung.

Dengan kemajuan zaman, acara makan bersama (bagadang basamo) seperti ini sudah mulai jarang dilakukan dan ditemui keberadaannya. Generasi muda memegang peran penting terhadap kelestarian budaya tradisi daerah agar tidak hilang dimakan waktu dan terjajah oleh kebudayaan asing. Bagadang basamo harus terus dilestarikan sebagai wadah untuk mempererat hubungan antar sesama masyarakat kampung dan menjaga kerukunan antar sesama masyarakat.

*)Penulis merupakan mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Andalas

Editor: Bilqis Zehira Ramadhanti Ishak

Tags: budayaMasyarakatminangkabautradisiUnand
ShareTweetShareSend

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Atap Bagonjong pada Rumah Gadang sebagai Identitas Sosial Masyarakat Minangkabau

    Atap Bagonjong pada Rumah Gadang sebagai Identitas Sosial Masyarakat Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gedung FKM UNAND Kampus Jati Alami Kebakaran, 7 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aksi Sumbar Bersama Palestina: Massa Serukan Penangkapan Netanyahu dan Galang Rp1,5 Miliar Donasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Privasi di Ujung Jari: Ancaman Nyata di Balik Media Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratusan Ribu Warga Padang Bersatu: Solidaritas Tanpa Batas untuk Gaza.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inovasi Teknologi: Solusi Modern untuk Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Globalisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Uang Japuik, Adat Pariaman yang Masih Sering Disalahartikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aliansi BEM Sumbar Gelar Aksi Mei Melawan, Peringati May Day dan Hardiknas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Aksi KAMMI Sumbar di Depan Gedung DPRD, Ajukan Tuntuntan Untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jurnalis Perempuan dalam Bayang Teror: Ketika Intimidasi Menjadi Senjata untuk Membungkam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak