• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Minggu, 31 Agustus 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas
Home Aspirasi

Indonesia Jadi Negara Fatherless, Kurangnya Peran Ayah Jadi Penyebab

oleh Redaksi
Rabu, 28 Juni 2023 | 19:23 WIB
di Aspirasi, Karya Calon Anggota
0
(Ilustrator/Fadhilatul Husni)

(Ilustrator/Fadhilatul Husni)

ShareShareShareShare
(Ilustrator/Fadhilatul Husni)

Oleh: Lara Elisa Putri*

Indonesia saat ini menjadi salah satu negara fatherless di dunia karena hilangnya peran ayah dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak. Dilansir dari kompas.com, Indonesia bahkan menempati posisi ketiga dalam minimnya peran ayah dalam kehidupan anak. Tentu saja hal ini amat disayangkan sebab peran penting ayah dalam tumbuh kembang anak sangatlah pentik. Anak yang kurang kasih sayang dari seorang ayah, akan membuat anak merasa kurang dekat dengan ayahnya sehingga lebih memilih untuk mendekati orang lain.

Kurang nya sosok seorang ayah ini sebenarnya sudah sangat lama menjadi sorotan bagi para psikolog, sudah pernah di singgung sebelum nya oleh beberapa psikolog melalui beberapa media sosial, namun hal ini tidak tersampaikan kepada orang tua, hanya sampai ke anak anak yang kurang peran seeorang ayah, bagi seorang anak untuk menyampaikan hal tersebut sangat lah berat, anatara anak tersebut takut di hujat di bilang alay oleh orang tua mereka.

Sorotan mengenai masalah minimnya peran ayah sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, namun meski sudah digembor-gemborkan masih saja belum berdampak besar. Tak jarang juga anak menuntut haknya kepada ayahnya namun mendapat perkataan seperti “memang kamu tidak mendapat kasih sayang? Terlalu berlebihan,” dari ayahnya sendiri.

Besarnya angka perceraian di Indonesia tentu juga menjadi faktor dari fenomena fatherless ini. Kasus perceraian yang meningkat di Indonesia membuat banyak anak trauma akan perpisahan dan ayah yang memilih berpisah dengan anaknya akan abai terhadap kewajibannya dalam menafkahi. Bahkan, banyak ayah yang telah bercerai dengan ibu sang anak akan menolak untuk menemui anaknya kembali. Hal ini akan berdampak pada perasaan si anak yang akan merasa kurang kasih sayang dan rasa kehilangan sosok ayah selanjutnya akan membuatnya jadi tidak stabil. Kurangnya apresiasi dari ayahnya akan membuat anak lebih sering merasa kecil dan tidak percaya diri.

Selain perceraian, faktor fatherless lainnya adalah masih banyaknya ayah yang tinggal jauh dari keluarganya di Indonesia. Anak yang hanya diasuh oleh seorang ibu tentu akan bertanya-tanya akan kehadiran sosok ayah dalam hidupnya. Apalagi jika melihat temannya yang sering bertemu dengan ayahnya, perasaan si anak akan tergerus. Ayah tentunya memiliki porsi tersendiri dalam tumbuh kembang anak yang tidak digantikan sosok ibu. Penyebab fenomena fatherless ini terjadi, tentu dikarenakan kurangnya rasa tanggung jawab dan sadar diri dari seorang ayah akan tanggung jawabnya dalam mendidik anak.

Ayah memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak. Sebagai ayah yang baik, seharusnya bisa memikirkan keadaan anak dengan berbagai macam keputusannya. Seorang ayah tidak boleh egois dalam mengambil tindakan bercerai dan harus menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap anak. Didikan ayah yang baik akan membuat tumbuh kembang anak menjadi lebih baik dan berpotensi memiliki masa depan yang lebih baik. Bagaimanapun, anak tetaplah menjadi tanggung jawab ayah dan ibu. Memperbaiki komunikasi dengan anak akan membuat anak merasa lebih disayang. Selain itu, ayah yang menjaga hubungan dengan ibu akan membuat keluarga terasa lebih harmonis.

*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas.

 

Label: Indonesiamental health
BagikanTweetBagikanKirim

Baca Juga

Kuliah, Kerja, dan Harapan: Kisah Mahasiswa UNAND Bertahan untuk Mandiri

Kuliah, Kerja, dan Harapan: Kisah Mahasiswa UNAND Bertahan untuk Mandiri

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:16 WIB
Kebebasan Akademik Terancam di Kampus

Kebebasan Akademik Terancam di Kampus

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:10 WIB
UNAND Resmi Buka Prodi Arkeologi, Satu-satunya di Sumbar

UNAND Resmi Buka Prodi Arkeologi, Satu-satunya di Sumbar

Kamis, 28 Agustus 2025 | 14:16 WIB
Tabut Bengkulu dan Tabuik Pariaman: Satu Sejarah Karbala, Dua Ekspresi Budaya Nusantara

Tabut Bengkulu dan Tabuik Pariaman: Satu Sejarah Karbala, Dua Ekspresi Budaya Nusantara

Senin, 25 Agustus 2025 | 14:22 WIB
Komunitas Kucing UNAND dan Mister Puss Gelar Aksi Street Feeding

Komunitas Kucing UNAND dan Mister Puss Gelar Aksi Street Feeding

Senin, 25 Agustus 2025 | 13:15 WIB
Mendaki Gunung: Antara Eksistensi dan Keselamatan

Mendaki Gunung: Antara Eksistensi dan Keselamatan

Senin, 18 Agustus 2025 | 11:56 WIB

TERPOPULER

  • Komah Hadir di Kampus, Customer Meningkat Pesat

    Komah Hadir di Kampus, Customer Meningkat Pesat

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Komunitas Kucing UNAND dan Mister Puss Gelar Aksi Street Feeding

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • UNAND Resmi Buka Prodi Arkeologi, Satu-satunya di Sumbar

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Kebebasan Akademik Terancam di Kampus

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Tabut Bengkulu dan Tabuik Pariaman: Satu Sejarah Karbala, Dua Ekspresi Budaya Nusantara

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak