• Indeks
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Jumat, 18 Juli 2025
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
Genta Andalas

Home Featured

Janjang 40, Spot Foto Berlatar Pemandangan Kota, dari Era Kolonial

oleh Redaksi
Selasa, 27 September 2022 | 22:09 WIB
di Featured
0
Janjang Ampek Puluah yang Terletak di Antara Perumahan dan Pertokoaan.
Sumber : Kompasiana/ Al Johan

Janjang Ampek Puluah yang Terletak di Antara Perumahan dan Pertokoaan. Sumber : Kompasiana/ Al Johan

ShareShareShareShare

Oleh: Putri Salsabila Eryadi*

Janjang Ampek Puluah yang Terletak di Antara Perumahan dan Pertokoaan.
Sumber : Kompasiana/ Al Johan

 

Berkunjung ke Kota Bukitinggi sangatlah menyenangkan. Bagaimana tidak, ketika berwisata ke kota ini kita akan disuguhkan dengan berbagai macam wisata yang akan memanjakan mata dan juga pikiran. Tidak hanya itu, untuk pengunjung yang suka berfoto dan mengabadikan momen bersama keluarga, Kota Bukitinggi dapat menjadi lokasi yang tepat. Terdapat banyak spot foto menarik ketika berwisata ke kota ini, salah satunya Janjang 40.

Janjang 40 berlokasi di pusat Kota Bukittinggi, tepatnya di Kelurahan Benteng Pasar Atas, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Berada di lokasi yang strategis, Janjang 40 tidaklah sulit ditemukan bagi para pelancong yang baru pertama kali datang.

Janjang 40 atau dalam dialek setempet disebut dengan Janjang Ampek Puluah  merupakan tangga yang menghubungkan tiga pasar sekaligus di Kota Bukittingg, yakni Pasar Ateh, Pasar Bawah dan Pasar Banto.  Janjang Ampek Puluah dibangun pada tahun 1908 oleh pemerintah kolonial untuk menghubungkan setiap pasar di Bukittinggi pada zaman itu. Janjang Ampek Puluah berfungsi sebagai penataan pasar. Jika dihitung total semua anak tangga yang terdapat di Janjang Ampek Puluah adalah sekitar 100 anak tangga. Ketika kita menaiki tangga ini semakin ke atas tangganya akan semakin curam. Empat puluh anak tangga teratas merupakan bagian yang paling curam sehingga Janjang ini dikenal sebagai Janjang 40.

Janjang 40 memiliki 2 jalur tangga yang dibatasi dengan tanaman hijau di tengahnya. Ketika menaiki tangga anda akan disuguhi pemandangan gapura khas Minangkabau yang identik dengan bentuk rumah gadang. Saat menuju 40 tangga terakhir, anda dapat mengambil foto di tengah dengan latar belakang gapura, susunan tangga bertingkat, dan tanaman hijau, membuat foto menjadi lebih hidup .

Janjang 40 berada di antara perumahan warga dan pertokoaan. Ketika turun tangga kita akan disuguhi pemandangan jalan, kesibukan masyarakat pasar dan kendaraan yang berlalu lalang di sekitaran Pasar Banto. Tak jauh dari Janjang 40 terdapat surau dengan bentuk atap yang unik menyerupai kelopak bunga, surau ini bernama Surau Baitul Jalil, karena keunikannya, surau ini juga menjadi spot foto yang banyak dikunjungi ketika melewati Janjang 40.

Qatrunnada Viranda, salah satu pengunjung Janjang 40 menuturkan, bahwa salah satu daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk menjadikan tempat ini sebagai tempat berswafoto ialah, karena dapat berfoto dari tangga dengan memperlihatkan latar belakang pemandangan Kota Bukittinggi, suasana pasar dan bangunan- bangunan sekitar  menyatu  menjadi perpaduan yang estetik .

“Di Janjang 40 kita bisa mengambil banyak view foto yang keren dan unik, tangga-tangganya dan bangunan di sekelilingnya juga mendukung untuk dijadikan latar belakang foto yang estetik, bila kita mengambil foto dari Janjang 40 akan terlihat indahnya pemandangan kota dengan tatanan Pasar Bawah yang dihubungkan dengan Janjang 40 ke Pasar Ateh,” tutur Qatrunnada.

Berkunjung ke Janjang Ampek Puluah di sore hari adalah waktu yang pas untuk mendapatkan foto yang bagus, terutama saat cuaca cerah, dengan suguhan pemandangan kesibukan kota ditambah suasana langit senja akan menjadikan keindahan dalam momen yang kamu abadikan semakin sempurna.

*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Sastra Inggris 2020 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Editor: Tiara Juwita

Label: Bukittinggi
BagikanTweetBagikanKirim

Baca Juga

Kue Sagun Bakar yang dibuat dengan cara tradisional, yakni dengan dibakar. ( Genta Andalas / Putri Salsabila Eryadi)

Cita Rasa Tradisional Sagun Bakar, Kue Khas Minangkabau

Kamis, 1 Juni 2023 | 21:31 WIB
Padang Mangateh, Peternakan di Sumatera Barat yang Indah

Padang Mangateh, Peternakan di Sumatera Barat yang Indah

Rabu, 29 Juni 2022 | 19:24 WIB
Gulo Gulo Tareh, Si Manis yang Kini Sulit Dicari

Gulo Gulo Tareh, Si Manis yang Kini Sulit Dicari

Selasa, 28 Juni 2022 | 10:02 WIB
Buayan Kaliang, Permainan Tradisional Minangkabau Yang Masih Menggunakan Tenaga Manusia

Buayan Kaliang, Permainan Tradisional Minangkabau Yang Masih Menggunakan Tenaga Manusia

Sabtu, 25 Juni 2022 | 14:58 WIB
Taman Selecta Malang, Tempat Wisata Menarik Bernilai Sejarah

Taman Selecta Malang, Tempat Wisata Menarik Bernilai Sejarah

Minggu, 13 Maret 2022 | 21:48 WIB
Pengalaman Untuk Meningkatkan Keahlian Selama Perkuliahan

Pengalaman Untuk Meningkatkan Keahlian Selama Perkuliahan

Jumat, 5 Maret 2021 | 17:30 WIB

TERPOPULER

  • Persepsi Gunung Padang: Bagaimana Pseudoarkeologi  Mempengaruhi Imajinasi Publik

    Persepsi Gunung Padang: Bagaimana Pseudoarkeologi Mempengaruhi Imajinasi Publik

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ketika Aturan ODOL Menindas yang Paling Lemah

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Festival Wisran Hadi II Dibuka, Warisan Sastra di Tangan Generasi Muda

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Mengenal Uang Japuik, Adat Pariaman yang Masih Sering Disalahartikan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Keindahan Pemandian Lubuk Minturun, Berenang Sembari Memberi Makan Ikan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak