Senin, 12 Mei 2025
No Result
View All Result
Genta Andalas
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
  • Berita
    • Liputan
    • Berita Foto
    • Sorotan Kampus
    • Feature
    • Laporan
      • Laporan Utama
      • Laporan Khusus
  • Aspirasi
  • Wawasan
  • Riset & Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Komik
    • Resensi
    • Galeri
  • Sosok
  • Sastra & Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Digital
    • Tabloid
    • Genta Antara
    • Buletin
No Result
View All Result
Genta Andalas
No Result
View All Result

Home Sastra dan Budaya Khasanah Budaya

Kue Mangkuak Sayak, Panganan Khas Minang yang Tetap Eksis

by Redaksi
Senin, 22 Februari 2021 | 16:36 WIB
in Khasanah Budaya, Sastra dan Budaya
0
ShareShareShareShare

Oleh : Amelya Asti Pratiwi dan Reza Aulia*
Kue mangkuak sayak merupakan salah satu panganan khas Minangkabau yang dulunya sering disajikan pada acara-acara adat. Sesuai dengan namanya, kue mangkuak sayak ini disajikan dengan menggunakan sayak atau yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tempurung atau batok kelapa. Batok kelapa yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu bagian luar dan dalamnya, inilah yang dijadikan tempat untuk menyajikan kue tersebut.


Kue mangkuak sayak dapat ditemui di setiap daerah di Minang, dengan ciri khasnya masing-masing. Namun, mungkin tak semudah menemukan panganan sejenis, seperti kue Bika, Nago Sari, Onde-Onde dan lain-lain. Mungkin saja anak-anak millenial saat ini tak mengetahui panganan ini. Karena memang seperti yang kita lihat sekarang, sudah banyak jajanan kekinian yang hadir sehingga panganan tradisional sudah mulai terlupakan.


Berbeda dengan anak muda lainnya, Risa memilih usaha kue tradisional, seperti kue mangkuak sayak, kue talam ubi, dan jajanan lainnya. Menurutnya dengan menjual panganan ini dapat menjadi ajang memperkenalkan makanan tradisional ke kalangan anak muda sekarang,
“Kue mangkuak membawa kita nostalgia kembali ke makanan zaman kita masih kecil. Bahan yang mudah dicari serta cita rasa yang khas dan lezat dominan bisa diterima oleh semua kalangan,” tuturnya.

BacaJuga

Tradisi Tolak Bala Masyarakat Nagari Parambahan Membina Kerukunan Antar Warga

Dengke Naniura Cita Rasa Sashimi Khas Indonesia dari Suku Batak


Selain disajikan di dalam sayak, Risa juga menjelaskan bahwa kue ini juga ia sajikan di atas piring kecil dan juga di dalam cup. Karena ia sendiri juga ingin mengikuti perkembangan zaman saat dimana orang-orang menyukai hal-hal yang praktis dan lebih sederhana. Sehingga ia pun turut memberikan inovasi pada penyajian kue mangkuak tanpa menghilangkan nilai estetikanya.


Kue mangkuak ini terdiri atas dua lapis bagian yang memiliki cita rasa yang manis dan gurih. Rasa manis ini berasal dari gula aren cair yang digunakan di dalam adonan. Selain itu, juga terdapat adonan tape yang juga dimasukkan ke dalamnya. Setelah bagian pertama ini dikukus maka juga terdapat bagian berwarna putih di atasnya yang merupakan campuran antara tepung beras dan santan. Oleh karena itulah, kue ini juga terasa gurih karena adanya campuran santan.


Kue ini sangat lezat dimakan selagi hangat. Apalagi jika baru saja dikeluarkan dari kukusan, maka akan tercium aromanya yang wangi dan ketika dimakan pun akan terasa sangat lembut di mulut.

Tags: Khasanah budayaminangTradisional
ShareTweetShareSend

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Gedung FKM UNAND Kampus Jati Alami Kebakaran, 7 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

    Gedung FKM UNAND Kampus Jati Alami Kebakaran, 7 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Atap Bagonjong pada Rumah Gadang sebagai Identitas Sosial Masyarakat Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inkonsistensi Kebijakan Warnai 200 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Privasi di Ujung Jari: Ancaman Nyata di Balik Media Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melemahnya Aksi Boikot Israel: Dampak Nyata bagi Perjuangan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Antara Legalitas dan Legitimasi: Polemik Politik Gibran di Pusaran Demokrasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Uang Japuik, Adat Pariaman yang Masih Sering Disalahartikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Juadah, Hantaran Pernikahan Khas Padang Pariaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inovasi Teknologi: Solusi Modern untuk Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Globalisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • May Day: Saatnya Gerakan Buruh Indonesia Menentukan Arah Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Genta Andalas

Genta Andalas © 2025

Laman

  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Berita Foto
    • Liputan
    • Sorotan Kampus
    • Feature
  • Laporan
    • Laporan Khusus
    • Laporan Utama
  • Aspirasi
  • Wawasan
    • Teknologi
  • Riset dan Survei
  • Aneka Ragam
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Komik
    • Galeri
  • Sastra dan Budaya
    • Sastra dan Seni
    • Rehat
    • Khasanah Budaya
  • e-Tabloid
    • Digital
  • Sosok
  • Gentainment
    • Seputar Genta
    • Karya Calon Anggota
  • Tentang Kami
  • Pembina
  • Redaksi
  • Agenda
    • Pekan Jurnalistik
    • Sumarak Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak